10 Keutamaan Ilmu Menurut Sayyidina Ali
Dunia Islam – Keutamaan Ilmu dalam pandangan islam sangat diutamakan bahkan perintah Allah
menganjurkan kita menuntut ilmu dari lahir sampai meninggal. dan ilmu juga
menjadi amal jariah dari sang pemilik ilmu jika dia mengamalkanya.
Suatu ketika, kaum
Khawarij mendengar sabda Nabi Muhammad saw. :
“Aku adalah kota ilmu,
dan Ali gerbangnya.”
Melihat kenyataan
tersebut, mereka tidak mau menerimanya. Lalu berkumpullah para tokoh Khawarij
untuk membuktikan hal tersebut.
10
Keutamaan Ilmu Menurut Sayyidina Ali
“Kita tanyakan saja
kepada Ali, sepuluh pertanyaan yang sama. Jika dia memberikan alasan yang
berbeda, maka benarlah apa yang dikatakan Nabi,” usul seorang tokoh.
Mereka kemudian
mendatangi Sayyidina Ali secara bergilir dan melontarkan pertanyaan yang sama :
“Lebih utama mana ilmu atau harta?”
Sayyidina Ali pun,
selalu menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban yang sama: ilmu. Akan tetapi
dengan alasan berbeda.
1.
Kepada penanya pertama, ia menjelaskan ilmu warisan para nabi,
harta merupakan warisan Qarun, Fir’aun dan lainnya.
2.
“Ilmu menjagamu, sedang harta kamulah yang menjaganya,”
terangnya
3.
kepada penanya ketiga. “Pemilik ilmu sahabatnya banyak, pemilik
harta musuhnya banyak.
4.
“Ilmu akan bertambah jikau kau pergunakan. Harta akan berkurang
jika kau gunakan.”:
5.
Kepada orang kelima dijawabnya, ”Pemilik ilmu akan dohormati dan
dimuliakan. Pemilik harta akan ada yang menjulukinya si pelit.
6.
“Harta perlu dijaga dari pencuri, ilmu tidak perlu menjaganya.
7.
“Pemilik harta pada hari Kiamat akan dimintai tanggung jawab.
Pemilik ilmu akan menadapat syafaat.
8.
“Ketika dibiarkan dalam waktu yang lama harta akan rusak.
Sedangkan ilmu tak akan musnah dan lenyap.
9.
“Harta membuat hati jadi keras. Ilmu menjadi penerang hati.
10.
“Pemilik harta akan dipanggil Tuan Besar. Pemilik ilmu akan
dijuluki ilmuan. Andaikata kalian hidupkan banyak orang, maka aku akan
menjawabnya dengan jawaban berbeda, selagi aku masih hidup,” tegas Sayyidina
Ali kepada penanya terakhir.
Dan akhirnya, mereka
pun kembali dalam pengakuan Islam.
Demikain Penjelasan Tentang 10
Keutamaan Ilmu Menurut Sayyidina Ali semoga bisa bermanfaat bagi yang membaca.
Kisah Teladan Islami Si Tukang Batu Yang
Di Cium Rasulullah SAW
Kisah Teladan Islami kali ini akan membagi tentang Si
Tukang Batu Yang Di Cium Rasulullah . Diriwayatkan pada saat itu Rasulullah baru tiba dari Tabuk,
peperangan dengan bangsa Romawi yang kerap menebar ancaman pada kaum muslimin.
Banyak sahabat yang ikut beserta Nabi dalam peperangan ini. Tidak ada yang
tertinggal kecuali orang-orang yang berhalangan dan ada uzur.
Saat mendekati kota Madinah, di salah satu sudut jalan,
Rasulullah berjumpa dengan seorang tukang batu. Ketika itu Rasulullah melihat
tangan buruh tukang batu tersebut melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman
seperti terpanggang matahari.
Sang manusia Agung itupun bertanya, “Kenapa tanganmu kasar
sekali?”
Si tukang batu menjawab, “Ya Rasulullah, pekerjaan saya ini
membelah batu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu
hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya, karena itulah tangan
saya kasar.”
Rasulullah adalah manusia paling mulia, tetapi orang yang paling
mulia tersebut begitu melihat tangan si tukang batu yang kasar karena mencari
nafkah yang halal, Rasul pun menggenggam tangan itu, dan menciumnya seraya
bersabda,
“Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada”, ‘inilah tangan yang
tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya’.
* Rasulullahl tidak pernah mencium tangan para Pemimpin Quraisy,
tangan para Pemimpin Khabilah, Raja atau siapapun. Sejarah mencatat hanya
putrinya Fatimah Az Zahra dan tukang batu itulah yang pernah dicium oleh
Rasulullah. Padahal tangan tukang batu yang dicium oleh Rasulullah justru
tangan yang telapaknya melepuh dan kasar, kapalan, karena membelah batu dan
karena kerja keras.
Suatu ketika seorang laki-laki melintas di hadapan Rasulullah.
Orang itu di kenal sebagai pekerja yang giat dan tangkas. Para sahabat kemudian
berkata, “Wahai Rasulullah, andai bekerja seperti dilakukan orang itu dapat
digolongkan jihad di jalan Allah (Fi sabilillah), maka alangkah baiknya.”
Mendengar itu Rasul pun menjawab, “Kalau ia bekerja untuk menghidupi
anak-anaknya yang masih kecil, maka itu fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk
menghidupi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, maka itu fi sabilillah;
kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta,
maka itu fi sabilillah.” (HR Thabrani)
* Orang-orang yang pasif dan malas bekerja, sesungguhnya tidak
menyadari bahwa mereka telah kehilangan sebagian dari harga dirinya, yang lebih
jauh mengakibatkan kehidupannya menjadi mundur. Rasulullah amat prihatin
terhadap para pemalas.
”Maka apabila telah dilaksanakan shalat, bertebaranlah kam di
muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya
kamu beruntung”. (QS. Al-Jumu’ah 10)
”Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu
menjalani jalan-jalan yang luas di bumi ini”. (QS Nuh19-20)
* ”Siapa saja pada malam hari bersusah payah dalam mencari
rejeki yang halal, malam itu ia diampuni”. (HR. Ibnu Asakir dari Anas)
”Siapa saja pada sore hari bersusah payah dalam bekerja, maka
sore itu ia diampuni”. (HR. Thabrani dan lbnu Abbas)
”Tidak ada yang lebih baik bagi seseorang yang makan sesuatu
makanan, selain makanan dari hasil usahanya. Dan sesungguhnya Nabiyullah Daud,
selalu makan dan hasil usahanya”. (HR. Bukhari)
”Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat
terhapus dengan puasa dan shalat”. Maka para sahabat pun bertanya: “Apakah yang
dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: ”Bersusah payah dalam
mencari nafkah.” (HR. Bukhari)
Demikian lah sebagan kecil tentang kisah teladan islami agar
kita semakin tahu dan semakin giat dalam mencari rizki allah yang halal dan
berkah.
Kisah Tauladan Sahabat Nabi, Zahid ra
Yang Mengharukan
Kisah Tauladan – Sahabat dunia islam, Banyak sekali kisah tauladan pada zaman
Rasullah dan sahabat nabi yang bisa menjadi pelajaran bagi kita untuk menambah
keimanan kita semua salah satunya Kisah
tauladan sahabat nabi yang bernama zahid ra.
Pada zaman Rasulullah SAW hiduplah seorang pemuda yang bernama Zahid yang
berumur 35 tahun namun belum juga menikah. Dia tinggal di Suffah masjid
Madinah. Ketika sedang memperkilat pedangnya tiba-tiba Rasulullah SAW datang
dan mengucapkan salam. Zahid kaget dan menjawabnya agak gugup.
“Wahai saudaraku Zahid, selama ini engkau sendiri saja,” Rasulullah SAW
menyapa.
“Allah bersamaku ya Rasulullah,” kata Zahid.
“Maksudku kenapa engkau selama ini engkau membujang saja, apakah engkau tidak
ingin menikah,” kata Rasulullah SAW.
Zahid menjawab, “Ya Rasulullah, aku ini seorang yang tidak mempunyai pekerjaan
tetap dan wajahku jelek, siapa yang mau denganku ya Rasulullah?”
” Asal engkau mau, itu urusan yang mudah!” kata Rasulullah SAW.
Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan sekretarisnya untuk membuat
surat yang isinya adalah melamar kepada wanita yang bernama Zulfah binti Said,
anak seorang bangsawan Madinah yang terkenal kaya raya dan terkenal sangat
cantik jelita. Akhirnya, surat itu dibawah ke rumah Zahid dan oleh Zahid dibawa
kerumah Said. Karena di rumah Said sedang ada tamu, maka Zahid setelah
memberikan salam kemudian memberikan surat tersebut dan diterima di depan rumah
Said.
“Wahai saudaraku Said, aku membawa surat dari Rasul yang mulia
diberikan untukmu saudaraku.”
Said menjawab, “Adalah suatu kehormatan buatku.”
Lalu surat itu dibuka dan dibacanya. Ketika membaca surat tersebut, Said agak
terperanjat karena tradisi Arab perkawinan yang selama ini biasanya seorang
bangsawan harus kawin dengan keturunan bangsawan dan yang kaya harus kawin dengan
orang kaya, itulah yang dinamakan SEKUFU.
Akhirnya Said bertanya kepada Zahid, “Wahai saudaraku, betulkah
surat ini dari Rasulullah?”
Zahid menjawab, “Apakah engkau pernah melihat aku berbohong.”
Dalam suasana yang seperti itu Zulfah datang dan berkata, “Wahai ayah, kenapa
sedikit tegang terhadap tamu ini. bukankah lebih disuruh masuk?”
“Wahai anakku, ini adalah seorang pemuda yang sedang melamar
engkau supaya engkau menjadi istrinya,” kata ayahnya.
Disaat itulah Zulfah melihat Zahid sambil menangis sejadi-jadinya dan berkata,
“Wahai ayah, banyak pemuda yang tampan dan kaya raya semuanya menginginkan aku,
aku tak mau ayah..!” dan Zulfah merasa dirinya terhina.
Maka Said berkata kepada Zahid, “Wahai saudaraku, engkau tahu
sendiri anakku tidak mau bukan aku menghalanginya dan sampaikan kepada
Rasulullah bahwa lamaranmu ditolak.”
Mendengar nama Rasul disebut ayahnya, Zulfah berhenti menangis
dan bertanya kepada ayahnya, “Wahai ayah, mengapa membawa-bawa nama rasul?”
Akhirnya Said berkata, “Ini yang melamarmu adalah perintah
Rasulullah.”
Maka Zulfah istighfar beberapa kali dan menyesal atas kelancangan perbuatannya
itu dan berkata kepada ayahnya, “Wahai ayah, kenapa sejak tadi ayah berkata
bahwa yang melamar ini Rasulullah, kalau begitu segera aku harus dikawinkan
dengan pemuda ini.
Karena ingat firman Allah dalam Al-Quran surat 24 : 51.
Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan
Rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) diantara mereka ialah ucapan. Kami
mendengar, dan kami patuh/taat. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
(QS. 24:51)”
Zahid pada hari itu merasa jiwanya melayang ke angkasa dan baru
kali ini merasakan bahagia yang tiada tara dan segera pamit pulang. Sampai di
masjid ia bersujud syukur. Rasul yang mulia tersenyum melihat gerak-gerik Zahid
yang berbeda dari biasanya.
“Bagaimana Zahid?”
“Alhamdulillah diterima ya rasul,” jawab Zahid.
“Sudah ada persiapan?”
Zahid menundukkan kepala sambil berkata, “Ya Rasul, kami tidak memiliki
apa-apa.”
Akhirnya Rasulullah menyuruhnya pergi ke Abu Bakar, Ustman, dan
Abdurrahman bi Auf. Setelah mendapatkan uang yang cukup banyak, Zahid pergi ke
pasar untuk membeli persiapan perkawinan. Dalam kondisi itulah Rasulullah SAW
menyerukan umat Islam untuk menghadapi kaum kafir yang akan menghancurkan
Islam.
Ketika Zahid sampai di masjid, dia melihat kaum Muslimin sudah
siap-siap dengan perlengkapan senjata, Zahid bertanya, “Ada apa ini?”
Sahabat menjawab, “Wahai Zahid, hari ini orang kafir akan menghancurkan kita,
maka apakah engkau tidak mengerti?”.
Zahid istighfar beberapa kali sambil berkata, “Wah kalau begitu
perlengkapan kawin ini akan aku jual dan akan kubelikan kuda yang terbagus.”
Para sahabat menasehatinya, “Wahai Zahid, nanti malam kamu berbulan madu,
tetapi engkau hendak berperang?”
Zahid menjawab dengan tegas, “Itu tidak mungkin!”
Lalu Zahid menyitir ayat sebagai berikut, Jika bapak-bapak,
anak-anak, suadara-saudara, istri-istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang
kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya dan rumah-rumah
tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih baik kamu cintai daripada Allah
dan Rasul-Nya (dari) berjihad di jalan-Nya. Maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
fasik. (QS. 9:24).
Akhirnya Zahid (Aswad) maju ke medan pertempuran dan mati syahid
di jalan Allah. Rasulullah berkata, “Hari ini Zahid sedang berbulan madu dengan
bidadari yang lebih cantik daripada Zulfah.”
Lalu Rasulullah membacakan Al-Quran surat 3 : 169-170 dan
2:154). Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu
mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rizki. Mereka
dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada
mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal
dibelakang yang belum menyusul mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(QS
3: 169-170).
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di
jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati, bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup,
tetapi kamu tidak menyadarinya. (QS. 2:154).
Pada saat itulah para sahabat meneteskan air mata dan Zulfah pun
berkata, “Ya Allah, alangkah bahagianya calon suamiku itu, jika aku tidak bisa
mendampinginya di dunia izinkanlah aku mendampinginya di akhirat.”
17 Keutamaan Membaca Al Quran Setiap
Hari
Kajian Islam – Pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari Keutamaan
membaca Al Quran. Pertanyaan muncul, Sudahkah anda membaca al quran hari ini?
Berapa ayatkah yang anda baca setiap hari? Ataukah sama sekali anda lupa atau
dengan sengaja mengabaikannya?
Kadang tanpa kita sadari, dengan bertambah banyaknya aktifitas
keseharian kita, seolah kita lupa dengan Al Quran yang kita taruh di atas meja
kita, lemari atau munngkin dalam saku kita.
Seakan hanya sekedar menjadi hiasan maupun
pajangan diantara buku-buku dan majalah lainnya astaghfirullah.. Sungguh rugi bagi mereka yang jauh dari lantunan dan bacaan al
quran.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya barang siapa yang dalam dirinya tiada bacaan al
quran maka ia seperti halnya rumah yang roboh”
Keutamaan Membaca Al Quran dalam islam adalah;
1. Sebaik-baik manusia yang mempelajari dan mengajarkan
alquran
Sabda Nabi Muhammad saw: “Sebaik-baik kalian adalah siapa yang memperlajari
al-Qur’an dan mengamalkannya.” (HR. Bukhari)
2. Pahala
membaca Al Quran
Sabda
Nabi Muhammad saw: “Siapa saja membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Qur’an),
maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali
lipatnya.” (HR. At-Tirmidzi).
3. Keutaman membaca Al Quran, Menghafalnya dan
pandai membacanya
Sabda
Nabi Muhammad saw: “Perumpamaan orang yang membaca al-Qur’an sedang ia hafal
dengannya bersama para malaikat yang suci dan mulia, sedang perumpamaan orang
yang membaca al-Qur’an sedang ia senantiasa melakukannya meskipun hal itu sulit
baginya maka baginya dua pahala.” (Muttafaq ‘alaih).
4. Pahala bagi orang
yang anaknya mempelajari Al Quran
“Siapa saja membaca al-Qur’an, mempelajarinya dan
mengamalkannya, maka dipakaikan kepada kedua orang tuanya pada hari kiamat
mahkota dari cahaya dan sinarnya bagaikan sinar matahari, dan dikenakan pada
kedua orang tuanya dua perhiasan yang nilainya tidak tertandingi oleh dunia.
Keduanya pun bertanya, ‘bagaimana dipakaikan kepda kami semuanya itu?’ Dijawab,
‘karena anakmu telah membawa al-Qur’an”. (HR. Al-Hakim).
5. Al Quran memberi syafa’at kepada ahlinya di akhirat
Sabda Nabi Muhammad saw: “Bacalah al-Qur’an karena ia akan
datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada para ahlinya.” (HR.
Muslim) Dan sabda beliau Nabi Muhammad saw: “Puasa dan Al-Qur’an keduanya akan
memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat…” (HR. Ahmad dan
Al-Hakim).
6. Pahala bagi orang yang berkumpul untuk
membaca dn mengkajinya
Nabi Muhammad saw bersabda: “Tidak berkumpul sauatu kaum di
salah satu rumah Allah SWT, sedang mereka membaca kitab-Nya dan mengkajinya,
melainkan mereka akan dilimpahi ketenangan, dicurahi rahmat, diliputi para
malaikat, dan disanjungi oleh Allah di hadapan para makhluk dan di sisi-Nya.”
(HR. Abu Dawud).
7. Dapat
menentramkan hati
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram.” (QS.13:28).
8. Dapat menyembuhkan
penyakit
“Hendaknya kamu
menggunakan kedua obat-obat: madu dan Al-Qur’an” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu
Mas’ud).
9. Pembaca Al Quran dikurniakan hatinya dengan
cahaya oleh Allah SWT dan dipeliharanya dari kegelapan
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra yang maksudnya: “Bahwa
Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang medengar satu ayat daripada Kitab Allah
Ta’ala (al-Qur’an) ditulis baginya satu kebaikan yang berlipat ganda. Siapa
yang membacanya pula, baginya cahanya di hari kiamat.”
10. Pembaca Al Quran
memperoleh kemulian dan diberi rahmat kepada ibu bapaknya
Nabi Muhammad saw bersabda maksudnya: “Siapa yang membaca
Al-Qur’an dan beramal dengan isi kandungannya, dianugerahkan kedua ibu bapaknya
mahkota di hari kiamat. Cahayanya (mahkota) lebih baik dari cahaya matahari di
rumah-rumah dunia. Kalaulah demikian itu matahari berada di rumahmu (dipenuhi
dengan sinarnya), maka apa sangkaan kamu terhadap yang beramal dengan ini
(al-Qur’an).” (HR. Abu Daud).
11. Pembaca Al Quran
memperoleh kedudukan yang tinggi dalam syurga
Bersabda Rasulullah saw yang maksudnya: Dikatakan kepada pembaca
al-Qur,an: “Bacalah (al-Qur’an), naiklah (pada darjat-darjat syurga) dan
bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya dengan tartil didunia.
Sesungguhnya kedudukan drajatmu sehingga kadar akhir ayat yang engkau baca.”
(HR. Ahmad).
12. Membaca satu huruf Al Quran akan
memperoleh sepuluh kebaikan
Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang membaca satu huruf
kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan dengan huruf itu, dan satu
kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Aku tidaklah mengatakan Alif
Laam Miim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan Mim satu
huruf.” (HR. Tirmidzi).
13. Orang yang membaca Al Quran secara terang-terangan
seperti bersedekah secara terang-terangan
Rasulullah saw bersabda: “Orang yang membaca Al-Qur’an
terang-terangan seperti orang yang bersedekah terang-terangan, orang yang
membaca Al-Qur’an secara tersembunyi seperti orang yang bersedekah secara
sembunyi.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i, lihat shahihul jaami’:3105).
14. Al Quran akan
menjadi syafaat bagi orang yang membacanya
Rasulullah SAW bersabda dalam salah satu
hadistnya “Bacalah Al Quran karena
ia akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafaat kepada orang yang telah
membaca dan mengamalkan isinya”
15. Al Quran adalah
cahaya ditengah kegelapan
Sabda Rasulullah saw,”Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah dan Al
Qur’an sesungguhnya ia adalah cahaya kegelapan, petunjuk di siang hari maka
bacalah dengan sungguh-sungguh.” (HR. Baihaqi)
16. Ahlul Quran adalah keluarga Allah SWT
Sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia.’
Beliau saw ditanya,’Siapa mereka wahai Rasulullah.’ Beliau saw menjawab,’mereka
adalah Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
17. Yang mahir membaca
dia akan bersama malaikat, dan yang terbata-bata mendapat dua pahala
Sabda Rasulullah SAW “Orang yang mahir membaca Al-Qur’an kelak (mendapat tempat
disurga) bersama para utusan yang mulia lagi baik. Sedangkan orang yang membaca
Al-Qur’an dan masih terbata-bata, dan merasa berat dan susah, maka dia
mendapatkan dua pahala.”
Dua pahala ini, salah satunya merupakan balasan dari membaca
Al-Qur’an itu sendiri, sedangkan yang kedua adalah atas kesusahan dan keberatan
yang dirasakan oleh pembacanya.
Demikian beberapa keutamaan yang Allah berikan
kepada orang-orang yang membaca al quran sekaligus mengamalkan isi kandungannya. Semoga
tulisan ini dapat mengingatkan kita untuk selalu membaca al quran kapan dan
dimanapun berada. Diriwayatkan dari Abu
Hurairah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya rumah
yang di dalamnya dibacakan surat Al-Baqarah, tidak akan bisa dimasuki setan.”
(HR. Muslim)
Bacalah al quran… bacalah dan amalkanlah kandungan
isi yang ada dalam al quran itu, niscaya kita semua nantinya akan termasuk
orang- orang yang beruntung kelak dihari akhir nanti. semoga dengan membaca
artikel di atas bisa menambah wawasan dunia islam kita.
Share Artikel Dibawah Ini
10 Macam Dosa Besar Menurut Islam
Dosa adalah tindakan yang melanggar norma atau
aturan yang telah ditetapkan Allah.
sahabat dunia islam sebagai manusia biasa kita tidak luput dari dosa,
sesungguhnya Allah SWT maha pengampun sehingga allah memaafkan dosa yang telah
di perbuat hambanya jika bertaubat.
Namun sebagai orang beriman kita juga harus
menjauhi Dosa Dosa Besar, karena dosa besar hanya bisa di tebus dengan
hukuman yang sangat erat. Dan semoga kita jangan sampai melakukan dosa yang
paling besar yang tidak bisa i maafkan yaitu berbuat syirik.
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas 10 Macam Dosa Besar Menurut Islam yang harus kita hindari dan tinggalkan.
1. Syirik (Menyekutukan Allah SWT)
Syirik menurut bahasa berarti syarikat atau sekutu . menurut
istilah tauhid adalah perbuatan menyekutukan allah swt dengan sesuatu selainnya
yang seharusnya hanya di tujukan kepada allah swt , orangyang melakukannya
disebut dengan musyrik. Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya”. (An Nisaa: 48).
Dan Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga”. (Al Maidah: 72)
2. Berputus asa dari mendapatkan rahmat Allah SWT
Berputus asa dari rahmat Allah SWT merupakan sifat orang-orang
sesat dan pesimis terhadap karunia-Nya merupakan sifat orang-orang kafir.
Karena mereka tidak mengetahui keluasan rahmat Rabbul ‘Aalamiin. Siapa saja
yang jatuh dalam perbuatan terlarang ini berarti ia telah memiliki sifat yang
sama dengan mereka. Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan
kaum yang kafir”.(Yusuf: 87).
3. Merasa aman dari ancaman Allah SWT
Tentang hal ini Allah SWT berfirman: “Tiadalah yang merasa aman
dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (Al A’raaf: 99)
4. Berbuat durhaka kepada kedua orang tua
Orang yang paling banyak jasanya dan paling dekat dengan kita
adalah kedua orang tua kita, seseorang yang durhaka termasuk dosa besar.
Perbuatannya antara lain membentak, menghardik, berkata tidak sopan dan
lain-lain. Karena Allah SWT mensifati orang yang berbuat durhaka kepada kedua
orang tuanya sebagai orang yang jabbaar syaqiy ‘orang yang sombong lagi
celaka’. Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
“Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang
yang sombong lagi celaka”. (Maryam: 32).
5. Membunuh
Hak-hak yang paling utama bagi setiap manusia yang dijamin pula
oleh Islam adalah hak hidup, hak pemilikan, hak pemeliharaan kehormatan, hak
kemerdekaan, hak persamaan, dan hak menuntut ilmu pengetahuan. Tentang hal ini
Allah SWT berfirman:
“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu’min dengan sengaja,
maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya”. (An Nisaa: 93).
6. Menuduh wanita baik-baik berbuat zina
Tentang hal ini Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya orang-orang
yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat
zina), mereka kena la’nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang
besar”. (An Nuur: 23)
7. Memakan riba
Tentang hal ini Allah SWT berfirman: “Orang-orang yang makan
(mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila”. (Al Baqarah: 275)
8. Lari dari medan pertempuran
Maksudnya, saat kaum Muslimin diserang oleh musuh mereka, dan
kaum Muslimin maju mempertahankan diri dari serangan musuh itu, kemudian ada
seseorang individu Muslim yang melarikan diri dari pertempuran itu. Tentang hal
ini Allah SWT berfirman:
“Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu,
kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan
pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan
dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat
kembalinya”. (Al Anfaal: 16)
9. Memakan harta anak yatim
Memakan harta anak yatim hukumnya haram dan termasuk dosa besar.
Banyak ayat AL-QUR’AN menjelaskan kepada kaum muslimin untuk membantu mengasuh
dan mendidik anak yatim, apabila anak yatim dianiyaya dengan cara memakan
hartanya, maka itu termasuk dosa besar. Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara
zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk
ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)”. (An Nisaa: 10)
10. Berbuat zina
Asusila adalah perbuatan atau tingkah laku
yang menyimpang dari norma-norma atau kaidah kesopanan yangsaat ini cenderung
banyak terjadi di kalangan masyarakat, terutama remaja. Islam dengan Al Qur’an
dan sunah telah memasang bingkai bagi kehidupan manusia agar menjadi kehidupan
yang indah an bersih dari kerusakan moral. ini dia Balasan Dosa Zina Di
Dunia Dan Akherat. Tentang hal
ini Allah SWT berfirman:
“Barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat
(pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari
kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu”. (Al Furqaan: 68-69)
Di dalam al quran di sebutkan bahwa Allah akan mengampunkan
semua dosa kecuali syirik artinya dengan taubat nashuha dan berusaha sekuat
tenaga untuk tidak mengulangi perbuatan dosa tsb insya Allah akan diampunkan
dan apabila dosa yang berkaitan dengan manusia misalnya kedzoliman maka harus
meminta maaf kepada orang di dzolimi. ( baca juga : 10 Amalan Dihapuskanya Dosa )
Pengertian Sabar Sesuai Pandangan Islam
Banyak di antara kita yang ingin tahu pengertian sabar itu seperti apa dan bagaimana pandangan
islam tentang sabar.
Mari kita pelajari pengertian sabar satu demi satu agar kita benar benar memahami
makna sabar itu sendiri.
Sabar berasal dari kata “sobaro-yasbiru” yang artinya menahan. Dan menurut istilah, sabar adalah
menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai syariah dan akal, menjaga
lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari berbuat dosa dan sebagainya.
Itulah pengertian sabar yang harus kita tanamkan dalam diri kita. Dan sabar ini
tidak identik dengan cobaan saja. Karena menahan diri untuk tidak bersikap
berlebihan, atau menahan diri dari pemborosan harta bagi yang mampu juga
merupakan bagian dari sabar. Sabar harus kita terapkan dalam setiap aspek
kehidupan kita. Bukan hanya ketika kita dalam kesulitan, tapi ketika dalam
kemudahaan dan kesenangan juga kita harus tetap menjadikan sabar sebagai aspek
kehidupan kita.
Pandangan
Islam Tentang Sabar
Setelah kita tahu
tentang pengertian sabar maka kita pelajari tentang pandangan islam tentang
sabar. Sesuai pandangan islam Sabar itu ada berbagai macam, antara lain :
1. Sabar dalam menjalankan perintah Allah SWT
Menahan diri kita agar
tetap istiqomah dalam menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT adalah
bagian dari perintah Allah SWT. Kita harus tetap sabar menjalankan itu semua,
karena Allah telah menjanjikan surga bagi hamba-Nya yang menjalankan
perintah-Nya dengan baik sesuai syariat yang telah Allah SWT turunkan. Mulai
dari shalat, zakat, puasa, dakwah, dan lain-lain. Itu semua harus kita jalani
dengan sabar.
2. Sabar dari apa yang dilarang Allah SWT
Tenar sekali salah
satu lagu yang dinyanyikan oleh Raja Dangdut H.Rhoma Irama dimana ada sebagian
liriknya yang berbunyi “mengapa semua yang asik-asik, itu diharamkan? mengapa
semua yang enak-enak itu dilarang?” karena semua itu adalah memang godaan setan
yang merayu kita dengan kenikmatan-kenikmatan dunyawi. Semua kenikmatan itu
hanya semua, karena jalan yang ditunjukan oleh setan itu tidaklah berakhir
kecuali di neraka. Dan kita sebagi umat Islam harus bersabar dari apa yang
dilarang oleh Allah SWT. Yakinlah bahwa semua larangan itu pasti ada maksudnya.
Tidaklah Allah SWT melarang kita untuk berbuat dosa, kecuali dalam dosa itu
pasti ada sebuah kerugian yang akan didapat jika kita melakukannya.
3. Sabar terhadap apa yang telah ditakdirkan Allah SWT
Jika ada salah satu dari kita ditakdirkan dengan kondisi fisik
yang kurang, maka kita juga harus tetap bersabar. Karena bersabar dengan
ketentuan Allah SWT merupakan salah satu dari macam sabar. Dan balasan lain
dari sabar kita itu adalah surga. Rasulallah SAW bersabda: sesungguhnya Allah
SWT berfirman“Jika hambaku diuji
dengan kedua matanya dan dia bersabar, maka Aku akan mengganti kedua matanya
dengan surga” (HR. Bukhori).
Semoga Allah SWT menjadikan
kita hamba-hamba-Nya yang sabar dalam menjalankan perintah-Nya, menjauhi
larangan-Nya, dan dari apa yang telah ditakdirkan-Nya. Dan kita harus tetap
melatih sifat sabar ini dalam kehidupan kita sehingga nantinya kita akan dapat
menyikapi semua aspek hidup ini dengan sabar. wallau’alam
Fadilah dan Keutamaan Membaca Sayyidul
Istighfar
Keutamaan
Membaca Sayyidul Istighfar – Istighfar yang paling sempurna adalah penghulu
istighfar (sayyidul istighfar) sebagaimana yang terdapat dalam shahih Al Bukhari dari Syaddad
bin Ausradhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,“Penghulu
istighfar adalah apabila engkau mengucapkan,
ALLAHUMMA ANTA RABBI
LAA ILAAHA ILLA ANTA KHALAQTANI WA ANA ‘ABDUKA WA ANA ‘ALA ‘AHDIKA WA WA’DIKA
MASTATHA’TU A’UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHANA’TU. ABUU`U LAKA BINI’MATIKA
‘ALAYYA WA ABUU`U BIDZANBI FAGHFIRLI. FA INNAHU LAA YAGHFIRU ADZ-DZUNUUBA
ILLA ANTA
Artinya
: Ya Allah! Engkau
adalah Rabbku, tidak ada Rabb yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkaulah
yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku
dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat.
Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu,
ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau].” (HR.
Bukhari no. 6306)
Fadilah
Atau Keutamaan Membaca Sayyidul Istighfar
Barangsiapa
mengucapkannya disiang hari dalam keadaan yakin dengannya kemudian dia mati
pada hari itu sebelum sore hari, maka dia termasuk penduduk surga dan siapa
yang mengucapkannya di waktu malam hari dalam keadaan dia yakin dengannya,
kemudian dia mati sebelum shubuh maka ia termasuk penduduk surga.”
(HR. Al-Bukhari – Fathul Baari 11/97)
** HADITS-HADITS
KEUTAMAAN ISTIGHFAR **.
“Berbahagialah bagi
orang yang mendapati dalam catatan amalnya istighfar yang banyak”
(HR. Al Baihaqi, Imam Ahmad dalm Az Zuhd . Lihat Shahih Al Jami’ no. hadits
3930).
“Wahai sekalian wanita
! bershadaqahlah kalian dan perbanyaklah istighfar karena aku telah melihat
kalian adalah mayoritas penduduk neraka. Sesungguhnya kalian banyak melaknat
dan mengkufuri suami. Tidaklah aku dapati yang kurang aqalnya dan agamanya
mampu mengalahkan yang mempunyai akal daripada kalian. Adapun kurang aqal :
maka persaksian dua wanita sebanding persaksian satu laki-laki maka yang
demikian adalah kurangnya aqal. Dan dia tinggal menjalani beberapa malam tanpa
sholat dan dia berbuka (tidak puasa) di bulan ramadhan maka ini adalah
kurangnya agama.”
(HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi )
“Sesungguhnya ada
seseorang yang diangkat derajatnya disurga, maka iapun berkata : Bagaimana ini
bisa untukku? Maka dikatakan : disebabkan anakmu beristighfar (memohonkan
ampun) untukmu.
(HR. Ahmad, Al Baihaqi)
Dari pembahsan di atas
tentang fadilah atau keutamaan membaca sayyidul istighfar Salah satu bacaan
istighfar yang merupakan abahnya istighfar atau the king of istighfar adalah Sayyidul Istighfar. Dari namanya sudah jelas, bahwa istighfar ini merupakan bacaan
istighfar yang seharusnya menjadi nomor urut pertama apabila kita ingin
membiasakan membacanya, artinya jangan sampai bacaan sayyidul istighfar ini ditinggalkan, sementara bacaan istighfar yang lainnya selalu
dibaca, walaupun memang tidak ada aturan kita harus selalu membaca istighfar
tertentu. Namun, seandainya kita urutkan dari berbagai macam bacaan istighfar
yang ada, maka bacaan sayyidul istighfar ini menduduki rangking pertama dilihat
dari segi redaksional maupun kelengkapan arti. Semoga Bermanfaat.
KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU DAN
KEDUDUKAN ILMUWAN DALAM ISLAM (Kajian Ayat-ayat dan Hadist tentang ilmu
pengetahuan dan kedudukan ilmuwan)
A.
PENDAHULUAN
Islam memiliki perhatian yang sangat besar terhadap ilmu pengetahuan. AlQuran
dan Hadis sebagai pedoman umat Islam banyak sekali mendiskripsikan tentang ilmu
pengetuan serta pentingnya memperoleh ilmu baik dengan membaca, menganalisa
maupun menuliskannya (mengamalkannya)
Setiap proses dalam mendapatkan ilmu pengetahuan amatlah berharga dalam
pandangan Islam, karenanya beberapa ayat dalam AlQuran menjelaskan tentang
pentingnya hal ini, sehingga hasil dan manfaat yang amat besar akan diperoleh
manusia yang berilmu baik dalam kehidupannya didunia (bermasyarakat) maupun
diakhirat kelak,sebagaimana firmanNya dalam Q.S AlMujadalah:11.
Untuk memberikan penjelasan tentang besarnya perhatian Islam terhadap ilmu
pengetahuan ini dan pentingnya memperoleh imu serta tingginya derajat manusia
berilmu disisi Alloh s.w.t dan makhlukNya, makalah ini akan menjabarkan
beberapa hal terkait dengan konsep Islam tentang ilmu pengetahuan , pentingnya
memperoleh dan menuntut ilmu, serta kemuliaan orang-orang berilmu (ilmuwan)
dalam kehidupan vertical maupun horizontalnya.
B. KONSEP ISLAM TENTANG ILMU PENGETAHUAN
Dalam Islam, ilmu bermula dari keinginan untuk memahami wahyu yang terkandung
dalam al-Quran dan bimbingan Nabi Muhammad s.a.w mengenai wahyu tersebut.
Demikian dapat diterima karena alQuran merupakan pedoman Umat Islam dalam
kehidupan beragama, berilmu dan beramalnya.
Dalam Ensiklopedi Islam dijelaskan Kata ilmu berasal dari bahasa Arab ‘ilm yang
berarti pengetahuan, merupakan lawan dari kata jahl yang berarti ketidaktahuan
atau kebodohan. (1997:2001). Sumber lain mengatakan bahwa kata ‘ilm adalah
bentuk masdar dari ‘alima, ya’lamu, ‘ilman.Menurut Ibn Manzur ilmu adalah
antonym dari tidak tahu (naqid al-jahl), sedangkan menurut al-asfahani dan
al-anbari, ilmu adalah mengetahui hakikat sesuatu (idrak alsyai’ bi haqq
qatih). (Ensiklopedi AlQuran, 1997:150)
Kata ilmu biasa disepadankan dengan kata Arab lainnya, yaitu
ma’rifah(pengetahuan),fiqh(pemahaman),hikmah(kebijaksanaan), dan syu’ur
(perasaan). Ma’rifah adalah padanan kata yang paling sering digunakan.
Ada dua jenis pengetahuan: Pengetahuan biasa dan pengetahuan ilmiyah.
Pengetahuan biasa diperoleh dari keseluruhan bentuk upaya kemanusiaan seperti
perasaan, pikiran, pengalaman, pancaindra, dan instuisi untuk mengetahui
sesuatu tanpa memperhatikan obyek, cara dan kegunaannya. Dalam bahasa inggris,
jenis pengetahuan ini di sebut knowledge.
Pengetahuan ilmiyah juga merupakan keseluruhan bentuk upaya kemanusiaan untuk
mengetahui sesuatu, tetapi dengan memperhatikan obyek yang ditelaah, cara yang
digunakan, dan kegunaan pengetahuan tersebut. Dengan kata lain, pengetahuan
ilmiyah memperhatikan obyek ontologis (sumber ilmu,red), landasan epistimologis
(pengembangan ilmu, red), dan landasan aksiologis (pemanfaatan ilmu, red) dari
pengetahuan itu sendiri. Jenis pengetahuan ini dalam bahasa Inggris di sebut
science.. (Abuddin Nata, 2008:156)
Secara epistimologis, al Ghazali membagi ilmu menjadi dua, yaitu ilmu syari’at
ialah ilmu yang diperoleh dari para Nabi seperti AlQuran, Hadist, maupun dari
para sahabat seperti ijma. Sedangkan yang ghairu syar’I ialah ilmu-ilmu yang
bersifat duniawi seperti ilmu kedokteran, matematika, geografi, astrologi dll.
Secara ontologism, al Ghazali menjelaskannya sebagai ilmu yang berhubungan
dengan tugas dan tujuan hidup manusia. Ada yang bersifat fardlu ‘ain yaitu yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas akhirat dengan baik seperti ilmu
tauhid dan ilmu syari’at maupun tasawwuf. Dan ada yang bersifat fardlu kifayah
yakni ilmu-ilmu yang berkaitan dengan urusan keduniaan yang perlu diketahui
manusia, seperti ilmu-ilmu arsitektur Islam, bahasa satra, filsafat,
psychology, antropologi dll
Adapun pendekatan aksiologis digunakan untuk menilai jenis ilmu. Ilmu-ilmu
syar’iyyah bersifat terpuji secara keseluruhan, sedangkan ilmu ghairu
syar’iyyah ada yang terpuji dan ada yang tercela dan ada pula yang mubah.
Tetapi dalam hal pembagian ilmu ini Al Ghazali menjelaskan lebih lanjut, bahwa
ilmu itu tercela maupun tidak bukan karena ilmu itu sendiri melainkan lebih
berkaitan dengan factor manusianya. (Ibnu Rusn: 44-49)
Dalam hal ilmu pengetahuan ini, banyak sekali ayat-ayat AlQuran yang mengandung
kata ‘ilm, diantaranya sebagaimana yang ditulis oleh Al Imam Abi Hamid Muhammad
bin Muhammad AlGhazali dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin juz I hal 15 yaitu Q.S
Ali Imran; 18 (‘ulul ‘ilm), Al Mujadalah: 11, al-ankabut: 49 (utul ‘ilm), Az
zumar: 9 (ya’lamun), Fathir:28 (‘ulama’), An naml: 40, ar-Ra’d:43, al-a’raf: 52
(‘ilm), al-‘ankabut 43: (‘alim), Ar Rahman: 14(‘allama).
Dan di dalam AlQuran, kata ‘ilm dan turunannya (tidak termasuk al-a’lam,
al-‘alamin dan alamat yang disebut sebanyak 76 kali) disebut sebanyak 778 kali.
(Ensiklopedi alQuran:150)
Sekian banyak ayat alQuran yang menjelaskan kata ilmu menunjukkan betapa
besarnya perhatian Islam (lewat firmanNya) terhadap ilmu pengetahuan.
C. URGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM
Baik Sejarah maupun realitas kehidupan kita saat ini membuktikan, bangsa yang
berperadaban maju, memiliki kemandirian dan bermartabat di hadapan bangsa
lainnya adalah bangsa yang paling maju ilmu pengetahuannya, demikian pula
sebaliknya.
Saat ini Negara-negara Asia yang sangat sungguh-sungguh menghargai ilmu
pengetahuan terbukti sekarang menjadi negara maju seperti Jepang, Korea dan
Taiwan, disusul kemudian Singapura dan Malaysia. Cina dan India yang sangat
getol mendidik generasi mudanya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
diperkirakan akan menjadi kekuatan ekonomi kedua setelah Amerika pada tahun
2015, disusul kemudian India pada tahun 2020. (Tobroni, 2008:38)
Sesungguhnya konsep dan ajaran Islam selalu memotivasi umatnya untuk maju dan
beradab. Seperti ajarannya tentang kewajiban menuntut ilmu dan menjunjung
tinggi ilmu pengetahuan.
Sebuah hadist Rasulullah s.a.w Riwayat Ibnu Abd al Bar dari Anas, tentang
keharusan menuntut ilmu bagi setiap muslim;
" طلب العلم فريضة
على كل مسلم , وإن
طالب العلم يستغفر
له كل شيئ حتى
الحيتان في البحر"
“ Mencari ilmu wajib bagi setiap orang Islam Sesungguhnya orang yang menuntu
ilmu akan dimintakan ampunan oleh seluruh makhluk hingga ikan dilaut”
(Mukhtarul Ahadist: 89)
Juga H.R Ibn Abd AlBar dari Ibn ‘ady dan Baihaqi dari Anas
"أطلبوا العلم ولو
بالصين , فإن
طلب العلم فريضة
على كل مسلم, إن
الملائكة تضع أجنحتها
لطالب العلم رضاء
بما يطلب"
“ Tuntutlah ilmu walau sampai ke negri Cina, Sesungguhnya menuntut ilmu wajib
bagi setiap orang Islam. Sesungguhnya malaikat membentangkan sayap-sayapnya
bagi penuntut ilmu untul mencarikan ridlo atas apa yang mereka lakukan
(menuntut ilmu)" (Mukhtarul Ahadist: 21)
(Imam Baihaqi memberi catatan, hadist ini masyhur ‘matan’nya dlaif ‘sanad’nya;
Ket. Ihya’ Ulumuddin:19)
Dalam kaidah ushuliyyah disebutkan “al amru yadullu ‘ala alwujub” mengandung
pengertian jika kalimat yang digunakan adalah ‘amar (perintah) berarti
mengandung arti diwajibkannya melakukan hal tersebut , yaitu menuntut ilmu.
Keharusan menuntut ilmu ini sangat beralasan karena tanpa ilmu manusia tidak
mampu mengelola diri dan lingkungannya menjadi lebih baik dan berkualitas.
Tanpa ilmu dunia seisinya dimana ia tinggal dan bermua’syarah (bersosilaisasi) tidak
bisa berkembang dengan baik dan maksimal, dan akhirnya tanpa menuntut ilmu
jelas tidak akan ada peradaban dan kemajuan.
Begitu urgen nya menuntut dan memperdalam ilmu, sehingga dalam ayatNya Q.S
at-Taubah : 122 Alloh menurunkan perintah kepada Nabi Muhammad larangan
perginya semua sahabat berjuang ke medan perang, namun tetap harus ada
komunitas yang berjuang dan intensif serta konsisten di jalan ‘nasyrul ‘ilmi
(menyebarluaskan ilmu);
" Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin itu pergi semuanya (ke medan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka
itu dapat menjaga dirinya."
Ayat ini menggarisbawahi pentingnya memperdalam ilmu dan menyebarluaskan
informasi yang benar. Ia tidak kurang pentingnya dari mempertahankan wilayah.
Bahkan ,pertahanan wilayah berkaitan erat dengan kemampuan informasi dan
kehandalan ilmu pengetahuan atau sumber daya manusia. (al Mishbah, vol 5, hal,
751)
Arti penting menuntut ilmu bagi setiap orang Islam serta memperdalam ilmu bagi
segolongan orang sangat mendapat perhatian dalam Islam. Sehingga Nabi s.a.w
menyebut dalam salah satu hadist riwayat Bukhari-Muslim dari Abdullah bin ‘amr
bin ‘Ash;
حديث عبد الله
بن عمرو بن
عاص. قال: سمعت
رسول الله ص.م
يقول: "إن
الله لا يقبض العلم
إنتزاعا، ينتزعه من
العباد. ولكن يقبض
العلمَ بقبض العلماء.
حتى اذا لم
ُيبق عالما، إتخذ
الناسُ رؤوسا جُهالا،
فَسُئلوا. فأفتَوا بغير
علم ، فضلوا وأضلوا
"
“Aku telah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: Sesungguhnya Alloh tidak akan
mencabut ilmu langsung dari hati hamba, tetapi tercabutnya ilmu dengan matinya
Ulama, sehingga bila tidak ada orang ‘alim, lalu orang-orang mengangkat
pemimpin bodoh agama, kemudian jika ditanya agama, lalu menjawab tanpa ilmu,
sehingga mereka sesat dan menyesatkan” (Al Lu’lu’ Wa Al Marjan, juz 2:1040)
Adapun ancaman bagi mereka yang tidak menyebarluaskan ilmu juga disampaikan
oleh Nabi s.a.w dari Abi Hurairah r.a ;
" من علم علما
فكتمه ألجمه الله
يوم القيامة بلجام
من نار"
“Barangsiapa mengetahi sebuah informasi (ilmu) dan menyimpannya (tidak
mengamalkan), Maka Alloh akan mengikatnya dengan ikatan api neraka”. H.R Abu
Daud, Turmudzi, Ibn Majah, Ibn Hibban dan hakim. (Ihya ’: 21)
D. KEDUDUKAN ILMUWAN DALAM ISLAM
Dalam al-Quran Surat AlMujadalah ayat 11 dikemukakan: “ Alloh akan mengangkat
derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat ”
mengilhami kepada kita untuk serius dan konsisten dalam memperdalam dan
mengembangkan ilmu pengetahuan. Beberapa tokoh penting (ilmuwan) dalam sejarah
Islam jelas menjadi bukti janji Alloh s.w.t akan terangkatnya derajat mereka
baik dihadapan Alloh maupun sesama manusia.
Nama-nama besar seperti Abu Hasan Al’asyari (873-935), al Juba’i (w.303 H) al
Maturidi (w.944) dalam lapangan theology Islam; Imam AlBukhari (w.870), Imam
Muslim (w.875), al Turmudzi (w.892) dan al Nasa’I (w.915) dalam lapangan
Hadist; AlKhuwarizmi (800-847) ilmuwan Muslim perintis ilmu pasti, al farghani
atau farghanus abad 9 seorang ahli astronomi dll.
Dalam lapangan kedokteran ilmuwan Muslim yang sangat terkenal, antara lain Abu
ali Al Husain bin Abdullah bin Sina (Ibn Sina) atau Avicenna (980-1037) dan
diberi julukan sebagai the prince of physician yang juga dikenal sebagai Filsuf
besar, termasuk Al Farabi (870-950) yang juga memiliki keahlian dalam lapangan
logika, politik dan ilmu jiwa (Abuddin: 150-151) dan masih banyak lainnya,
menunjukkan pada umat Islam tingginya kedudukan mereka di kalangan umat Islam
hingga menembus umat di luar Islam. Semuanya sebagai konsekwensi logis dari
‘ilm’ yang mereka miliki.
DR Wahbah Zuhaili dalam Tafsir Al Munir nya memaknai kata ‘darajaat’ (beberapa
derajat) dengan beberapa derajar kemuliaan di dunia dan akhirat. Orang ‘alim
yang beriman akan memperoleh fahala di akhirat karena ilmunya dan kehormatan
serta kemulyaan di sisi manusia yang lain di dunia. Karena itu Alloh s.w.t
meninggikan derajat orang mu’min diatas selain mu’min dan orang-orang ‘ alim di
atas orang-orang tidak berilmu. (juz 28: 43)
Dalam perspektif sosiologis, orang yang mengembangkan ilmu berada dalam puncak
piramida kegiatan pendidikan. Banyak orang sekolah/ kuliah tetapi tidak
menuntut ilmu. Mereka hanya mencari ijazah, status/gelar. Tidak sedikit pula
guru atau dosen yang mengajar tetapi tidak mendidik dan mengembangkan ilmu.
Mereka ini berada paling bawah piramida dan tentunya jumlahnya paling banyak.
Kelompok kedua adalah mereka yang kuliah untuk emnuntu ilmu tetapi tidak
emngembangkan ilmu. Mereka ini ingin memiliki dan menguasai ilmu pengetahuan
untuk bekal hidupnya atau untuk dirinya sendiri, tidak mengembangkannya untuk
kesejahteraan masyarakat. Kelompok ini berada di tengah piramida kegiatan
pendidikan. Sedangkan kelompok yang paling sedikit dan berada di puncak
piramida adalah seorang yang kuliah dan secara bersungguh-sungguh mencintai dan
mengembangkan ilmu. Salah satunya adalah dosen yang sekaligus juga seorang
pendidik dan ilmuwan. (Tobroni:36)
Keutamaan orang ‘alim (ilmuwan) dibanding lainnya diperkuat oleh hadist Nabi
dari Mu’adz;
" فضلُ العالم على
العابد كفضل القمر
ليلة البدر على
سائر الكواكب"
“Keutamaan orang ‘alim atas hamba (lainnya) adalah seperti kelebihan bulan
purnama atas bintang-bintang” H.R Abu Daud, Turmudzi, Nasa’i , dan Ibn hibban.
Dan Hadist riwayat Ibnu Majah dari Utsman r.a;
" يشفع يوم القيامة
ثلاثة: الأنبياء ثم
العلماء ثم الشهداء"
“ Tiga golongan orang yang ditolong di hari kiamat; yaitu para Nabi kemudian
‘Ulama kemudian syuhada”. (Ihya’: 17)
Penjelasan al Quran , Hadist maupun fakta di atas memberikan gambaran yang
jelas bahwa kedudukan ilmu dan ilmuwan begitu tinggi dan mulya di hadapan Alloh
dan hamba-hambaNya. Jika umat Islam menyadari dan memegang teguh ajaran
agamanya untuk menjunjung tingi ilmu pengetahuan , maka pasti dapat di raih
kembali puncak kejayaan Islam sebagaimana catatan sejarah di abad awal Hijrah
hingga abad ke dua belas Hijrah, dimana umat dan Negara- negara Islam menjadi
pusat peradaban dunia.
E. KESIMPULAN
Pertama, Islam adalah agama yang sangat menghargai dan menjunjung tinggi ilmu
pengetahuan. Penghargaan ini dapat dibuktikan dalam ajarannya yang
memerintahkan seluruh umatnya untuk menuntut ilmu
Kedua, Alloh s.w.t dalam Firmannya berjanji akan mengangkat derajat orang-orang
yang beriman dan berilmu pengetahuan jauh lebih tinggi di banding orang-orang
yang tidak beriman dan berilmu pengetahuan dengan beberapa derajat kemuliaan
baik di dunia maupun di akhirat
Ketiga, Kunci utama meraih kesuksesan di dunia dan akhirat adalah iman dan ilmu
pengetahuan. Kemajuan dan bahkan martabat bangsa dan Negara sangat ditentukan
oleh kemajuan ilmu pengetahuan manusianya.
Keempat, Iman dan ilmu pengetahuan adalah dua hak yang tidak terpisahkan. Dalam
sejarah kita saksikan banyak sekali bangsa yang terhormat dan berjaya tetapi
mengesampingkan factor keimanan dan sedikit ilmu pengetahuan, terbukti tidak
mampu menolongnya dari kehancuran karena konflik yang berkepanjangan. Namun
sebaliknya yang beriman dan berilmu pengetahuan akan memperoleh jaminan dari
Alloh s.w.t dengan meraih kehidupan berbangsa yang baldatun thoyyibatun wa
rabbun ghofuur. Alloh Maha menepati janji, tinggal umat Islam yang mestinya
kensekwen dan konsisten dengan ajaran agamanya.
DAFTAR PUSTAKA
Al ghazali, Abi Hamid Muhammad bin Muhammad. Ihya’ Ulum Ad-Diin. Jilid I, tt
Ahmad Al Hasyimiy, Sayyid. Mukhtarul Ahadist An-Nabawiyyah wal Hikam Al
Muhammadiyyah, Beirut Libanon: Darul Fikr 1414 H / 1994 M
Abdul Baqi, Muhammad Fu’ad. Al Lu’lu’ Wal Marjan (Terj.) juz II. Surabaya : P.T
Bina Ilmu. 2006
Az-Zuhaili, Wahbah. At-Tafsir Al- Munir Fil ‘Aqidah wal Syari’ah wal Manhaj
.Juz 28. Beirut- Libanon: Darul Fikr. 1411 H/1991 M
Ibn Rusn, Abidin. Pemikiran Al Ghazali tentang Pendidikan, Yogyakarta.: Pustaka
Pelajar . 1998
Nata, Abuddin. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Al- Tarbawiy.
Jakarta: P.T Rajawali Press, 2008
Shihab, Quraisy. Tafsir AL Mishbah. Volume 5
Tobroni, DR. Pendidikan Islam –Paradigma Teologis, Filosofis dan Spiritualitas.
Malang : UMM Press. 2008