BAB V
Perkembangan Islam di
Indonesia
- Masuknya Islam di Indonesia
- Perkembangan Islam di Indonesia
- Peranan Umat Islam di Indonesia
Islam masuk Indonesia
pada sekitar abad ke-7 atau ke-8 dan dibawa oleh para pedagang dari arab dan Gujarat, penyebaranya ke seluruh Nusantara menggunakan jalan
damai, yaitu perdagangan dan perkawinan.
Daerah-daerah yang pertama menerima agama Islam adalah daerah
pesisir. Hal ini disebabkan masyarakat di daerah ini adalah paling banyak
berinteraksi dengan masyarakat luar negeri dalam bidang perdagangan.
Kompetensi
Dasar
Siswa
mampu menganalisis perkembangan Islam di Indonesia dan mengambil manfaatnya
untuk kepentingan hidup sehari-hari.
Standar
Kompetensi
Siswa
mampu mendeskripsikan perkembangan tarikh islam dan hikmahnya untuk kepentingan
hidup sehari-hari
Indikator
Setelah
proses pembelajaran siswa mampu.
1. mengidentifikasi
peranan umat Islam dalam kehidupan bangsa Indonesia
2. menguraikan
manfat yang dapat diambil dari sejarah perkembangan Islam di Indonesia.
TADARUS
- Surat Al-An’am Ayat 85 – 88
- Surat Maryam Ayat 1 – 15
MUKADIMAH
Sebelum masuknya Islam,
bangsa Indonesia
menganut berbagai kepercayaan yang telah mendarah daging, seperti, animisme,
dinamisme, Hindu, dan Budha,. Pengaruh kepercayaan itu sangat kuat dan berakar
dalam masyarakat Indonesia.
Akan tetapi, berkat kegigihan dan ketabahan para penyiar Islam di dalam
berdakwah, akhirnya ajaran Islam dapat diterima. Ajaran Islam dapat mengubah
warna bangsa Indonesia
menjadi masyarakat yang islami.
Saat ini bangsa Indonesia
menempati peringkat pertama Negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Setiap tahunnya, sekitar 200.000 lebih muslimin dan muslimat Indonesia
memenuhi Masjidil Haram di kota
Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Jumlah umat Islam yang mayoritas di negeri
ini menjadi penentu bagi maju mundurnya bangsa Indonesia. Apabila umat Islam maju,
bangsa ini akan maju. Akan tetapi, apabila umat Islam terbelakang, miskin, dan
bodoh, bangsa ini akan terbelakang, miskin, dan bodoh pula.
Peranan umat islam terhadap
kelangsungan hidup bangsa Indonesia
sangat besar dan menentukan. Hal ini dapat kita lihat, betapa gigihnya
perjuangan umat Islam dalam menyusir penjajah merebut kemerdekaan. Umat Islam
juga sangat gigih dalam perjuangan mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.
Berikut ini akan kita bahas peranan umat islam di Indonesia dari masa ke masa.
Pembahasan dalam bab ini
terbagi menjadi tiga subbab, yaitu masuknya Islam di Indonesia, perkembangan
Islam di Indonesia, dan peranan umat Islam dalam masa pembangunan.
A. Masuknya
Islam di Indonesia
Islam masuk ke Indonesia
pada abad ke-7 atau ke-8 M yang bertepatan dengan abad ke-1 atau ke-2 H. rute
atau jalur yang dilewat I adalah jalur utara dan selatan.
Daerah yang mula-mula menerima agama Islam adalah pantai barat
Pulau Sumatra. Dari tempat itu, Islam kemudian menyebar ke seluruh Indonesia.
Beberapa tempat penyebarannya adalah
- Pariaman di Sumatra Barat
- Gresik dan Tuban diJawa Timur
- Demak di Jawa tengah;
- Banten di Jawa Barat
- Palembang di Sumatra Selatan
- Banjar di Kalimatan Selatan;
- Makasar di Sulawesi Selatan;
- Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo di Maluku;
- Sorong di Irian Jaya.
Penyebaran Islam di Indonesia yang berjalan secara damai tanpa
menimbulkan kekerasan merupakan cerminan hakikat ajaran Islam yang menjadi
rahmatan lil-alamin. Hal ini sesuai dengan friman Allah swt. Dalam Surat
Al-Baqarah Ayat 156 berikut ini
Artinya :
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama Islam. Sesungguhnya
telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat …. (Q.S. Al-Baqarah:156)
Adapun penyebaran Islam yang berjalan damai terseburt
menggunakan dua cara berikut
- Perdagangan
Pada awalnya, saudagar Arab yang beragama Islam dating ke Indonesia untuk
berdagang. Dalamproses perdagangan tersebut, mereka berinteraksi dengan
pedagang-pedagang serta masyarakat Indonesia. Dari interaksi tersebut,
lambat laun masyarakat Indonesia
mengerti, memahami, dan akhirnya banyak yang memeluk agama iIslam yang mereka
bawa
- Pernikahan
Dalam perkembangan selanjtunya, para saudagar Arab itu banyak
yang bermukim di Indonesia. Dari interaksi yang semakin dekat tersebut, banyak
saudagar Arab menikah dengan penduduk setempat. Pernikahan itu membentuk
keluarga-keluarga baru yang beragama Islam.
B. Perkembangan
Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di Indonesia berlangsung di beberapa
tempat, yaitu Sumatra, Jawa, Kalimantan, Maluku, Irian Jaya, dan Nusa Tenggara.
Pembahasan berikut ini akan menguraikan perkembangan Islam pada masing-masing
wilayah tersebut.
- Perkembangan Islam di Sumatra
Pada pertengahan abad ke-13, di Sumatra telah berdiri kerajaan
Islam Samudra Pasai yang merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia.
Kerajaan ini terletak di pesisir timur laut Aceh yang sekarang merupakan
wilayah Kabupaten Lhokseumawe.
Kemunculan Samudra Pasai merupakan hasil islamisasi daerah-daerah
pantai yang dilakukan oleh pedagang-pedagang muslim pada abad ke-7. samudra
Pasai adalah sebuah kerajaan maritime. Kehidupan perekonomiannya tidak berbasis
pada sector pertanian, tetapi pada sector perdagangan dan pelayaran. Kerajaan
ini sudah menggunakan mata uang dirham sebagai alat pembayaran. Samudra Pasai
telah mengadakan hubungan dengan Sultan Delhi di India pada tahun 746 H/1345 M.
atas perintah Sultan Delhi, Ibnu Batutah, seorang pengembara dari Maroko
singgah di Samudara Pasai setelah mengunjungi Cina.
Ibnu batutah menceritakan bahwa Islam sudah hampir satu abad
disiarkan di sana.
Ia juga meriwayatkan tentang kesalehan, kerendahan hati, dan semangat keagamaan
rajanya. Kerajan Samudra Pasai merupakan pusat studi agama Islam.
Dan menjadi tempat berkumpulnya para ulama dari berbagai
negeri Islam. Mereka berdiskusi tentang masalah-masalah keagaan dan ilmu
pengetahuan.
Pada tahun 1521, kerajaan tersebut ditaklukkan oleh Portugis
yang mendudukinya selama tiga tahun. Adapun raja-raja yang memerinatah kerajaan
Samudra Pasai adalah sebagai berikut
- Sultan al-Malikus Slahe
- Sultan Muhammad Malik Zahir (I)
- Sultan Muhammad Malik Zahir (II)
- Sultan Mansyur Malik Zahir
- Sultan Ahmad MalikZahir
- Sultan Zainal Abidin Malik Zahir
- Sultan Nasyrasiyah
- Sultan Abu Zaid malik Zahir
- Sultan Mahmud Malik Zahir
- Sultan Zainal Abidin
- Sultan Abdullah Malik Zahir
- Sultan Zainal Abidin
Pada tahun 1514, di ujung utara Pulau Sumatra
berdiri Kesultanan Islam Aceh. Pendirinya adalah Sultan Ali Mugayat Syah.
Kesultanan Aceh ini juga mengalami kemakmuran dan kejayaan pada masa Sultan
Iskandar Muda. Pada saat itu, Kesultanan Aceh mengalami kamajuan di bidang
ekonomi dan pemerintahan. Kesultanan Aceh juga menjalin hubungan dengan
Kerajaan Turki Usmani (Ottoman). Pada masa itu, telah disusun undang-undang
yang disebut adat mahkota alam yang berlaku hingga beberapa generasi
berikutnya. Undang-undang itu juga menjadi acuan dalam sistem
perundang-undangan di beberapa Negara tetangga.
Pada masa Sultan Iskandar Muda, hukum Islam dilaksanakan
dengan tegas. Contohnya adalah putra sultan sendiri, Meurah Pupok, dihukum
rajam karena berzina dengan istri seorang
perwira. Ketika dicegah oleh penasihatnya, Sultan Iskandar Muda berkata,
“Mati anak ada makamnya, mati hukum ke mana lagi akan dicari keadilan”.
Setalah Sultan Iskandar Muda wafat, ia digantikan oleh
manantunya Sultan Iskandar Sani. Pada masa Sultan Iskandar Sani, seorang ulama
berasal dari Gujarat, yaitu Syekh Nurrudin ar-Rabiri menulis kitab as-Sirat al-Mustaqim
dan kitab Bustan as-Salatin.
Setelah Sultan Iskandar Sani wafat, Kesultanan Aceh secara
berturut-turut diperintah oleh empat Sultanah (sultan wanita), yaitu Sultanah
(Ratu) Syafiatuddin Tajul Alam, Sultanah Sri Ratu Naqiyatuddin Nurul Alam,
Sultan Inayat Syah, dan Sultanah Kamalat Syah. Pemerintahan sultanah tidak
diteruskan karena adanya fatwa dari Mekah tentang syariat yang melarang wanita
untuk memerintah Negara pada tahun 1699.
Pada tahun 1874, Belanda menyatakan Aceh dan daerah
taklukannya menjadi milik Belanda. Sekalipun Kesultanan Aceh telah dikuasai
oleh Belanda, Aceh masih memiliki seorang sultan, yaitu Muhammad Daud Syah.
Beliau dinobatkan sebagai sultan di Majid Indrapuri pada tahun 1878. beliau
ditangkap Belanda pada tahun 1903, dibuang ke Ambon
pada tahun 1907, dan wafat pada tahun 1939
- Perkembangan Islam di Jawa.
Perkembangan Islam di jawa tidak bias dipisahkan dari peranan
para wali. Jumlah wali yang terkenal sampai sekrang adalah sembilan, yang dalam
bahasa jawa dikenal dengan sebutan Wali Songo. Para
wali yang termasuk dalam Wali Songo adalah sebagai berikut
a. Maulana
Malik Ibrahim
Maulana Malik Ibrahim juga dikenal dengan panggilan Maulana
Magribi atau Syeh Magribi karena berasal dari wilayah Magribi, Afrika Utara. Ada juga yang menyebutnya
Syekh Jumadil Kubra, nama yang berkaitan dengan nama ayahnya, yaitu maulana
Muhammad Kubra. Kedatangan Maulana malik Ibrahim di Jawa tercatat sebagai orang
Islam pertama yang masuk ke Jawa. Oleh karena itu, kedatanganya dianggap
sebagai permulaan masuknya Islam di Jawa. Maulana Malik Ibrahim menerapkan
metode dakwah yang tepat untuk menarik simpati masyarakat terhadap Islam.
Beliau meninggal pada tangga 12 Rabiul awal 882 H atau 8 April 1419 M dan dimakamkan di
pekuburan Gapura Wetan Gresik.
b. Sunan
Ampel
Sunan Ampel lahir di Campa Aceh pada tahun 1401, dengan nama
asli Raden Rahmad. Ia adalah putra Maulana Malik Ibrahim dengan istrinya yang
bernama Candrawulan. Sunan Ampel adalah penerus cita-cita serta perjuangan
Maulana Malik Ibrahim. Aktivitasnya dimulai dengan mendirikan pesantern Ampel
Denta sehingga ia juga dikenal sebagai Pembina pondok pesantren di Jawa Timur.
Di pesantren inilah, Sunan Ampel mendidik para pemuda Islam untuk menjadi dai.
Di antara mereka adalah Raden Paku, Raden Fatah, Raden Makdum Ibrahim,
Syarifuddin, dan Maulana Ishak. Sunan Ampel juga merupakan perancang Kerajaan
Islam Demak dengan ibukota Bintoro. Sunan Ampel adalah orang yang mengangkat
Raden Fatah sebagai sulran pertama Demak yang mempunyai jasa paling besar dalam
meletakkan peran politik umat Islam di Nusantara.
Pada awal penyiaran Islam di Pulau Jawa, Sunan Ampel
menginginkan masyarakat menganut keyakinan Islam yang murni. Ia tidak setuju
dengan kebiasan masyarakat Jawa, seperti kenduri, selamatan, sesaji. Namun,
wali-wali lainya berpendapat bahwa untuk sementara waktu semua kegiatan itu
harus dibiarkan karena masyarakat masih sulit meninggalkanya. Akhirnya, Sunan
Ampel memahaminya. Hal itu terlihat dari persetujuanya ketika Sunan Kalijaga,
dalam usahanya menarik umat Hindu dan Budha. Mengusulkan agar adat istiadat
Jawa itulah yang diberi warna Islam. Sunan Ampel setuju ealaupun ia tetap
menghawatirkan adat dan upacara-upacara tersebut kelak menjadi bidah. Sunan
Ampel wafat di Surabaya
pada tahun 1481 dan dimakamkan di Ampel.
c. Sunan
Bonang
Sunan Bonang lahir di Surabaya
pada tahun 1465. ia adlah putra Raden Rahmad dan merupakan saudara sepupu Sunan
Kalijaga. Ia terkenal dengan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Sunan Bdianggap
sebagai pencipta gending pertama. Dalam menyebarkan agama Islam, ia selalu
menyesuaikan diri dengan kebudayaan masyarakat Jawa yang sangat menggemari
wayang serta musik gamelan. Sunan Bonang memusatkan kegiatan dakwahnya di
Tuban. Dalam aktivitas dakwahnya, ia mengganti nama-nama dewa dengan nama
malaikat-malaikat. Sunan Bonang memebrikan pendidikan Islam secara mendalam
kepada Raden Fatah putra Raja Majapahit Prabu Brawijaya V, yang kemudian
menjadi Sultan Demak pertama. Sunan boning wafat dan dimakamkan di Tuban pada
tahun 1525.
d. Sunan
Giri
Sunan Giri lahir pada pertengahan abad ke-15 dengan nama asli
raden Paku. Ia adalah putra Maulana Ishak dan dikenal dengan panggilan Raden
Ainul Takin. Sunan Giri memulai aktivitas dakwahnya di daerah Giri dan
sekitarnya dengan mendirikan pesantren yang santrinya kebanyakan berasal dari
golongan masyarakat ekonomi lamah. Ia mengirim juru dakwah terdidik ke berbagai
daerah di Luar Pulau Jawa, seperti Madura, Bawean, Kangean,mTernate, dan
Tidore.
Sunan Giri terkenal sebagai pendidik yang berjiwa demikratis.
Ia mendidk anak-anak melalui berbagai permainan yang berjiwa agama, seperti
jelungan, gendi ferit, jor gula, cublak-cublak suweng, dan ilir-ilir. Sunan
Giri wafat dan dimakamkan di Giri, Gresik pada tahun 1506.
e. Sunan
Drajat
Sunan Drajat lahir di Ampel Surabaya pada tahun 1407 dengan nama asli
Raden Qasim atau Syarifuddin. Ia juga merupakan putra Sunan Ampel. Pada waktu
para wali memutuskan untuk mengadakan pendekatan cultural pada masyarakat Jawa
dalammenyiarkan agama Islam, Sunan Drajat juga tidak ketinggalan untuk
menciptakan tembang Jawa yang sampai saat ini masih digemari masyarakat. Yaitu
tembang Pangkur. Hal yang paling menonjuol dalam dakwah Sunan Drajat iialah
perhatianya yang serius pada masalah-masalah social. Dakwahnya
selaluberorientasi pada kegotongrorongan. Ia selalu menekanakan bahwa memberi
pertolongan kepada masyarakat umum, menyantuni anak yatim dan fakir miskin
menerima suatu amalan yang diperintahkan agama Islam. Sunan Drajat wafat di
Sedayu Gresik pada pertengahan abad ke-16.
f. Sunan
Kalijaga
Sunan Kalijaga dilahirkan pada khir abad ke-14 dengan nama
Raden Mas Syahid. Ayahnya bernama Raden Sahur Tumenggung Wilwatika yang konon
menjadi bupati Tuban, sedangkan ibunya bernama Nawang Rum. Konon nama Kalijaga
berasal dari rangkaian bahasa Arab qadi zaka yang beratrti memebrsihkan dan bermakna
pemimpin yang menegakkan kebersihan dan kesucian. Kata qadi zaka tersebut
menurut lidah dan ejaan Jawa berubah menjadi Kalijaga. Karena sistem dakwahnya
yang intelek dan actual, para bangsawan dan cendekiawan banyak yang bersimpati
kepadanya.
Ketika para wali
memutuskan untuk menggunakan pendekatan cultural termasuk pemanfaatan wayang
dan gamelan sebagai media dakwah, orang yang paling berjasa dalam hal ini
adalah Sunan Kalijaga. Sunan Kali jaga sangat berjasa dalam perkembangan wayang
purwa atau wayang kulit yang bercorak islam seperti saat ini. Sunan kalijaga
mengarang cerita wayang yang bernapaskan Islam terutama mengenai etika. Sunan
Kalijaga juga berjasa dalam pengembangan seni suara, seni ukir, seni busana,
seni pahat, dan kesusastraan.
g. Sunan
Kudus
Nama asli Sunan Kudus adalah Jakfar Sadiq. Menurut
silsilahnya, Sunan Kudus mempunyai hubungan keturunan dengan Nabi Muhammad saw.
Sunan Kudus menyiarkan agama Islam di daerah Kudus dan sekitarnya. Ia mempunyai
keahlian khusus dalam ilmu fikih, usul fikih, tauhid, hadis, tafsir, saerta
logika. Oleh karena itu, di antara Wali songo yang lain, ia mendapat julukan
waliyyul-‘ilmi atau orang yang kuat ilmunya. Sunan Kudus juga melaksanakan
dakwah dengan pendekatan cultural. Beliau menciptakan berbagai cerita agama
termasuk gending yang terkenal yaitu gending Maskumambang dan Mijil
h. Sunan
Muria
Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga. Nama aslinya adalah
raden Umar Sa’id sedangkan nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Sunan Muria
memusatkan kegiatan dakwahnya di Gunung Muira yang terletak 18 Km sebelah utara
kota Kudus.
Cirri khas Sunan Muria dalam upaya menyiarkan agama Islam adalah menjadikan
desa-desa terpencil sebagai pusat dakwahnya. Ia lebih suka menyendiri dan
bertempat tinggal di desa dan bergaul dengan rakyat biasa. Cara yang
ditempuhnya dalam menyiarkan agama Islam adalah dengan mengadakan kursus-kursus
bagi kaum pedagang para nelayan, dan rakyat biasa.
i.
Sunan Gunung Jati
Sunan gunung Jati lahir di Mekah pada tahun 1448. ia adalah
cucu raja Pajajaran, Prabu Siliwangi. Ia mengembangkan ajaran Islam di CIrebon,
Majalengka, Kuningan, Kawali, Sunda Kelapa, dan banten sebagai dasar bagi
pengambangan Islam di Banten. Sunan Gunung Jati wafat di Gunung Jati, Cirebon
Jawa Barat.
Disamping Wali songo, penyebaran Islam di Jwa tidak lepas dari
peranan kerajaan-kerajaan Islam. Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa sudah ada
sejak abad ke-16. beberapa kerajaan itu dalah Kerajaan Demak, Kesultanan
Pajang, Kerajaan Mataram, Kerajaan Cirebon, dan Kerajaan Banten.
a. Kerajaan
Demak
Kerajaan demak pertama di Jawa ini berdiri pada tahun 1500.
kerajaan Demak didirikan oleh Raden Fatah, putra PrabuBrawijaya V, yang
menjabat adipati di Bintoro, Demak. Raden Fatah yang telah masuk Islam, secara
terang-terangan memutuskan ikatan dengan Majapahit. Kerajaan Demak
berturut-turut diperintah oleh tiga orang rajam, yaitu Raden Fatah, Pati Unus
(Pangeran Sabrang Lor), dan Sultan Trenggono. Di antara ketiga raja tersebut,
Sultan Trenggono merupakan sultan yang berhasil membawa Kerajaan Dmak ke masa
kejayaan. Pada waktu itu, wilayah Kerajaan Demak meliputi seluruh Pulau Jawa.
Kerajaan ini berkahir pada tahun 1550
b. Kesultanan Pajang
Kesultanan pajang merupakan pelanjut Kesultanan Dmak. Usia
kesultanan ini tidak panjang. Kekuasaan dan kebesaranya diambil alih oleh
Kerajaan Mataram. Sultan yang pertama adalah Jaka Tingkir atau Raden Mas
Karebet. Setelah menjadi raja yang paling berpengaurh di Jawa, ia
bergelar Sultan Adi wijaya. Selama pemerintahan Sultan Adiwijaya, kesusastraan
dan kesenian keratin yang sudah maju di Demak dan di Jepara lambat laun dikenal
di pedalaman Jawa. Pengaruh Islam yang kuat dipesisir menjalar dan tersebar ke
daerah pedalaman. Sultan Adiwijaya meninggal pada tahun 1587 dan digantikan oleh menantunya Aryo Pangiri.
Riwayat Kesultanan Pajang berakhir pada tahun 1628.
c. Kerajaan
Mataram
Kerajaan Islam di Jawa Tengah ini berdiri pada tahun 1582.
riwayatnya menjadi episode penting dalam perjalanan sejarah kerajaan-kerajaan
Islam di Nusantara. Kerajaan Mataram memainakn peranan penting sejak abad ke-16
sampai datangnya bangsa Barat di Indonesia. Raja pertamanya adalah Panembahan
Senopati. Ia melakukan ekspansi ke berbagai daerah sebagai usaha mewujudkan
cita-cita dan gagasanya bahwa kerajaan Mataram harus menjadi pusat kebudayaan
dan agama Islam untuk melanjutkan Kesultanan Demak. Pada saat itu, terjadi
suatu rumusan sejarah sebagai berikut
Manusia itu selalu mengikuti agama yang dianut oleh
penguasanya
Dengan kata lain, para penduduk di daerah yang ditaklukkan
Kerajaan Mataram akan menganut gama Islam. Hal ini merupakan jasa Kerajaan
Mataram dalam pengambangan Islam di Jawa. Disamping itu, usaha yang dilakukan
pada masa itu adalah pendirian rumah ibadah, penerjemahan naskah arab,
penerjemahan Al-Qur'an ke dalam bahasa Jawa, dan pendirian
pesanteren-pesantren.,pada tahun 1755, Kerajaan mataram di pecah menjadi dua,
yaitu Kerajaan Mataram Surakarta dan Kerajaan Mataram Yogyakarta. Raja-raja
yang memerintah Kerajaan Mataram adalah sebagai berikut
- Panembahan Senopati (1582 – 1601)
- Panembahan Krapyak ( 1601 – 1613)
- Sultan Agung (1613 – 1645)
- Amangkurat I/ Sunan Tegal Wangi (1645 – 1677)
- Amangkurat II /Adipati Anom (1677 – 1703)
- Amangkurat III / Sunan Mas (1703 – 1708)
- Paku Buwono I/Sunan Puger (1708 – 1719)
- Amangkurat IV ( 1719 – 1727)
- Paku Buwono II (1727 – 1749)
Raja-raja yang memerintah Kerajaan mataram Surakarta adalah sebagai berikut
1. Paku
Buwono III (1749 – 1788)
2. Paku
Buwono VI (1788 – 1820)
3. Paku
Buwono V (1820 – 1823)
4. Paku
Buwono VI (1823 – 1830)
5. Paku
Buwono VII (1830 – 1858)
6. Paku
Buwono VIII (1858 – 1861)
7. Paku
Buwono IX (1861 – 1893)
8. Paku
Buwono X (1893 – 1939)
9. Paku
Buwono XI (1939 – 1944)
10. Paku
Buwono XII (1944 – ?)
Raja-raja Yang memerintah Kerajaan Mataram Yogyakarta adalah
sebagai berikut
1. Hamengku
Buwono I( 1755 – 1792)
2. Hamengku
Buwono II ( 1792 – 1810)
3. Hamengku
Buwono III ( 1810 – 1811) (1812 – 1814)
4. Hamengku
Buwono VI ( 1814 – 1822)
5. Hamengku
Buwono V ( 1822 – 1826) (1828 – 1855)
6. Hamengku
Buwono VI ( 1855 – 1877)
7. Hamengku
Buwono VII ( 1877 – 1921)
8. Hamengku
Buwono VIII ( 1921 – 1940)
9. Hamengku
Buwono IX ( 1940 – 1994)
10. Hamengku
Buwono X ( 1994 – ?)
d. Kerajaan
Cirebon
Kerajaan Corebon merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa
Barat. Pendiri kerajaan ini adalah Pangeran Walang Sungsang. Namun, orang yang
mengubah statusnya menjadi kesultanan adalah Syarif Hidayatullah atau Sunan
gunung Jati
Peranan histories keagamaan di Cirebon yang dijalankan Sunan Gunung Jati
tidak pernah hilang dari kenangan masyarakat. Pendidikan keagamaan di Cirebon terus berkembang.
Pada abad ke-17 dan abad ke-18, di Kesultanan Cirebon berkembang kegiatan-kegiatan sastra
yang sangat memikat perhatian. Kesultanan ini masih tetap dipertahankan hingga
sekarang. Meskipun tidak mempunyai kekuasaan administrative, tetapi mereka
tetap meneruskan tradisi Kesultanan Cirebon.
e. Kesultanan
Banten
Pada masa jayanya, Kesultanan Banten meliputi daerah yang
sekarang dikenal dengan daerah Serang. Pandeglang, Lebak., dan Tangerang. Sejak
awal abad ke-16 sampai abad ke-19, Banten mempunyai arti peranan penting dalam
penyebaran dan pengembangan Islam di Nusantara, khususnya di Jawa Barat, Jakarta, Lampung, dan
Sumatra Selatan.
Sultan pertama banten adalah Maulana Hasanudin. Ia telah
memberikan andil terbesarnya dengan meletakkan fondasi Islam di Nusantara. Hal
ini dibuktikan dengan kehadiran bangunan peribadatan berupa masjid dan sarana
pendidikan Islam lainnya, seperti pesantren. Ia juga mengirimkan mubalig ke
berbagai daerah yang dikuasainya.
Kerajaan Banten kemudian dilanjutkan oleh sultan-sultan
berikutnya. Akan tetapi, pada masa Sultan Ageng Tirtayasa, Banten menmga;ami
kehancuran akibat ulah anaknya sendiri, yaitu Sultan Haji. Pada kahirnya
Kesultanan Banten dikuasai oleh Belanda.
- Perkembangan Islam di Sulawesi
Masuknya Islam di Sulawesi tidak terlepas dari peranan Sunan
Giri di Gresik. Hal itu karena Sunan Giri menyelenggarakan pesantren yang
banyak didatangi oleh santri dari luar jawa, seperti Ternate dan Hitu. Di
samping itu, beliau mengirimkan murid-muridnya ke Madura, Sulawesi,
Maluku, dan Nusa Tenggara.
Pada abad ke-16, di Sulawesi Selatan telah berdiri Kerajaan
Hindu Gowa dan Tallo. Penduduknya banyak memeluk agama Islam karena hubungannya
dengan Kesultanan Ternate. Pada tahun 1538, pada masa pemerintahan Sombu Opu,
Kerajaan Gowa dan Tallo dikunjungi pedagang Portugis. Selain untuk berdagang,
mereka juga bermaksud megembangkan agama Katolik. Akan tetapi, Islam telah
lebih dahulu berkembang di daerah itu. Adapun masuknya Islam ke Sulawesi melalui dua cara berikut ini.
- Cara Tidak Resmi
Cara tidak resmi ini terjadi pada saat penduduk setempat
berdagang keluar dan berhubungan dengan pedagang-pedagang muslim di luar Sulawesi. Mereka mengenal dan memeluk Islam karena adanya
interaksi tersebut.
- Cara Resmi
Penerinaan Islam secara resmi dilakukan oleh Raja Gowa dan
Tallo yang pertama, yaitu Sultan Alaudin yang telah masuk Islam. Penerimaan itu
terjadi pada tahun 1605. hal ini ditandai dengan kedatangan tiga orang datuk
yang berasal dari Kota Tengah Minangkabau.
Setelah itu, terjadi konversi ke dalam Islam secara
besar-besaran yang ditandai dengan keluarnya dekret oleh Sultan Alaudin pada
tahun 1607. dekret tersebut menyatakan bahwa Kerajaan Gowa dan Tallo menjadikan
Islam sebagai agama kerajaan dan seluruh rakyat harus menerima Islam sebagai
agamanya. Raja-raja Gowa dan Tallo yang memeluk Islam adalah sebagai berikut
- Sultan Alaudin (1593 – 1639)
- Sultan Malikussaid (1639 – 1653)
- Sultan Sultan Hasanudin (1653 – 1669)
- Sultan Sultan Amir Hamzah (1669 – 1674)
- Sultan Karaeng Bisai (1674 – 1677)
- Sultan Abdul Jalil ( 1677 – 1709)
- Sultan Ismail ( 1709 – 1711)
- Sultan Sirajudin (1711 – 1713)
- Sultan Najmudin (1713)
- Sultan Abdul Chair (1713 – 1735)
- Sultan Abdul kudus 1742 – 1753)
- Perkembangan Islam di Kalimantan
Pada abad ke-16, Islam mulai memasuki Kerajaan Sukadana. Pada
tahun 1590, Kerajaan Sukadana resmi menjadi kerajaan Islam. Sultan pertamanya
adalah Sultan Giri Kusuma. Ia digantikan oleh putranya Sultan Muhammad
Syaifudin. Beliau banyak berjasa dalam pengembangan Islam di Kalimantan.
Di bagian selatan Pulau Kalimantan, berdiri Kerajan Islam
banjar sekitar tahun 1526. kerajaan Islam Banjar merupakan kelanjutan dari
Kerajaan Daha yang beragama Hindu, rajanya pertama adalah Raden Samudra yang
memeluk Islam karena hubunganya dengan Sultan Trenggono di Demak. Sejak masuk
Islam, ia menggantikan namanya mejadi Pangeran Suryanullah atau Pangeran
Suriansyah. Pangeran Suriansyah merupakan tokoh uang amat penting dalam sejarah
Islam di Kalimantan. Islam yang telah dianut oleh tokoh dan pembesar-pembesar
kesultanan itu berkembang terus di Kalimantan.
Hal ini dimungkinkan karena mereka memberi perhatian dan dukungan yang kuat
terhadap pengembangan Islam. Di antara usaha pengembangan itu adalah kebijakan
Sultan Tahilullah yang memberangkatkan Muhammad Arsyad untuk beribadah Haji dan
menuntut ilmu ke Mekkah dengan biaya Negara. Muhammad Arsyad menuntut ilmu di
Mekah dan Madinah selama 30 tahun.
Setelah menuntut ilmu di Mekah dan Madinah, Muhammad Arsyad
kembali ke Kalimantan pada masa Sultan
Tamjidillah. Ia kemudian diangkat sebagai musytasyar (Mufti Besar Negara Kalimantan)
dan diberi gelar Syekh Muhammad Arsyad al-banjari.
Dalam usahanya mengembangkan Islam, Syek Muhammad al-banjari mendirikan
pondok pesantren untuk menampung santri yang dating dari berbagai pelosok Kalimantan. Ia juga menyusun organisasi mahkamah syariah
dan menugaskan kadi-kadi pengadilan di seluruh Kalimantan.
Pada masa berikutnya muncul seorang pahlawan Kalimantan
yang juga sangat berjasa dalam pengembangan Islam. Ia adalah Sultan Amirudin
Khalifatul Mukmin yang lebih dikenal dengan nama Pangeran Antasari. Ia adalah
seorang pejuang yang gigih menetang VOC. Kerajaan Islam Banjar berakhir pada
tahun 1905 dengan raja terakhir Sultan Muhammad Seman.
- Pengembangan Islam di Maluku dan Irian Jaya
Penyebaran Islam di Maluku tidak lepas dari jasa para santri
Sunan Drajat yang berasal dari Ternate dan Hitu. Islam sudah dikenal di Ternate
sejak abad ke-15. pada saat itu, hubungan dagang dengan Indonesia Barat,
khususnya dengan Jawa berjalan lancar. Selain berdagang, para pedagang juga
melakukan dakwah.
Di maluku, ada empat kerajaan bersaudara yang berasal dari
keturunan yang sama, yakni Ternate, Tidore,
Bacan, Jailolo. Raja Ternate yang pertama memluk Islam adalah Sultan Mahrum.
Selanjutnya, Raja Tidore juga masuk Islam dan mengganti nama menjadi Sultan
Jamaludin. Demikian juga Raja Jailolo, ia masuk Islam dan mengganti nama
menjadi Sultan Hasanudin. Raja Bacan juga menyusul masuk Islam pada tahun 1520
dan mengganti namanya dengan Sultan Zainal Abidin.
Peran kesultanan Ternate dalam penyebaran Islam baru dimulai
pada masa Sultan Zainal Abidin. Sultan Zainal Abidin sangat besar jasanya dalam
mendirikan tempat-tempat untuk mempelajari Islam. Ia juga berhjasil
mengembangkan Islam ke Maluku dan Irian Jaya bahkan sampai Filiphina. Namun
demikian, perkembangan Islam berjalan lambat dan mendapat tantang dari penduduk
yang masih terikat dengan kepercayaan lama. Hal ini menyebabkan penyembahan
terhadap patung-patung masih terus berjalan.
- Pengembangan Islam di Nusa Tenggara dan Sekitarnya
Di Nusa Tenggara Islam pertama kali diterima oleh suku Sasak
antara tahun 1840 – 1850. Penyiaran
Islam di daerah itu dilakukan oleh para mubalig dari Makassar. Di Pulau Bali,
komunitas muslim terdapat di Singaraja, Buleleng, dan Siririt.
Di Pulau Flores, meskipun mayoritas penduduknya beragama
Nasrani, berkat perjuangan para mubalig asal Makasar akhirnya banyak penduduk
memeluk Islam.
C. Peranan
Umat Islam di Indonesia
Peranan
umat Islam di Indonesia berlangsung pada masa penjajahan, perang kemerdekaan,
dan pembangunan.
- Masa Penjajahan
Agama Islam menekankan hubungan yang baik, harmonis, dan
saling menghormati antara seseorang dengan orang lain, antara satu suku dengan
suku lainya, dan antara satu bangsa dengan bangsa yang lain. Islam tidak
membenarkan adanya perlakuan zalim dari suatu golongan kepada golongan lainnya.
Keyakinan dan semangat tersebut membangkitkan semangat jihad
di jalan Allah swt. Untuk mewujudkan kebenaran dan keadilan. Keyakinan dan
semangat itu berhasil membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penindasan
dann kesewenang-wenangan penjajah.
Pada masa itu, umat Islam menghadapi berbagai corak kekuatan
Barat. Perlawanan terhadap kekuatan Barat tersbut berlangsung dalam empat fase
berikut ini.
a. Fase
Persaingan Dagang
Contoh perlawanan yang terjadi dalam fase ini adalah sebagai
berikut
1) Kerajaan
Islam Demak melawan Portugis di Malaka
2) Sultan
Khairuddin dan Sultan Baabullah melawan Portugis di Ternate
3) Kerajaan
Tidore melawan Spanyol
4) Kesultanan
Aceh melawan Portugis di Malaka
5) Sultan
Hasanuddin dari Kerajaan Gowa dan Tallo melawan VOC
b. Fase
Penetrasi dan Agresi
Contoh perlawanan yang terjadi dalam fase ini adalah sebagai
berikut
1) Sultan
Agung dari Kerajaan Mataram menyerbu Batavia.
2) Sultan
Ageng Tirtayasa dari Banten melawan VOC
c. Fase
Perlusan Jajahan
Contoh perlawanan yang terjadi pada fase ini adalah sebagai
berikut
1) Perang
Diponegoro
2) Perang
Paderi
3) Perang
Bbanjar
d. Fase
Penindasan
Contoh perlawanan yang terjadi pada fase ini adalah
pemberontakan para petani yang dipimpin ulama di Cilegon yang dikenal dengan
Geger Cilegon dan pembrontakan H. Mustofa.
- Masa Perang Kemerdekaan
Dalam masa perang kemerdekaan, peranan umat Islam dijalankan
oleh komponen-komponen umat Islam secara keseluruhan, pondok pesantren, dan
organisasi Islam.
- Pondok Pesantren
Kaum Penjajah makin lama makin kejam terhadap bangs Indonesia.
Penindasan, kesewenang-wenagan, dan ketidakadialan maraja lela. Bangsa Indonesia
tertindas, miskin, dan terbelenggu oleh kaum penjajah.
Keadaan semacam ini mambuat kaum muslimin dengan dilandasi
semangat tauhid dan keyakinan terhadap ajaran agama bangkit. Mereka
bersama-sama menetang perilaku ketidakadilan penjajah. Semangat itu terangkum
dalam sebuah pepatah berikut ini
Artinya:
Cinta tanah air dan bangsa adalah sebagian dari iman.
Kaum muslimin di berbagai daerah berjuang melawan penjajah di
bawah pimpinan tokoh-tokoh berikut ini;
1) K.H.
Ahmad Dahlan, K.H. Hasyim Asyari, dan H.O.S. Cokroaminoto di Jawa
2) Teuku
Umar, Teuku Cik Ditiro, Cut Nyak Dien, Cut Mutiah, Panglima Polim di Aceh;
3) Imam
Bonjol di Sumatra Barat;
4) Sultan
Mahmud Badarudin di Pelmbang;
5) Raden
Intan di Lampung;
6) Pangeran
Antasari di Kalimantan;
7) Sultan
Hasanuddin di Sulawesi.
- Peranan Pondok Pesantren
Para tokoh Islam menempatkan
pendidikan sebagai perhatian utama. Pendidikan tersebut dipusatkan di pondok
pesantren. Oleh karena itu, pondok pesantren merupakan salah satu benteng
pertahanan umat Islam, pusat dakwah, dan pengembangan muslim di Indonesia
Belanda menyadari keberadaan dan perkembangan pondok
pesantren. Oleh karena itu, mereka kemudian mengawasi kegiatannya. Jalinan
atara para ulama, kiai, santri dan kaum muslimin sangat kuat. Mereka
bersama-sama mengangkat senjata menghadapi penjajah dengan semangat jihad.
- Peranan Organisasi Islam
Umat silam menyadari bahwa perjuangan yang tidak dihimpun
dalam suatu organisasi yang baik akan selau mengalami kesulitan dan kegagalan.
Selain itu, putra-putri kaum muslimin juga banyak yang memperoleh pendidikan di
luar negeri, seperti di Timur Tengah dan Eropa. Sekembalinya mereka dari
belajar, timbul kesadaran bahwa perjuangan membutuhkan organisasi yang modern,
professional, tetapi tetap berciri khas keagamaan. Ali bin Abi Talib mengatakan
sebuah pepatah berikut ini
Artinya:
Kebenaran tanpa diatur/ diorganisasi akan dikalahkan oleh
kebatilan yang diatur/diorganisir. (Ali bin Abi Talib)
Berikut ini adalah organiasi yang muncul untuk melakukan
perlawanan terhadap penjajah.
1) Syarikat
Dagang Islam
Syarikat dagang Islam didiraikan di Laweyan, Solo pada tahun
1911 oleh haji Sman hudi. Organisasi ini berdiri setelah umat islam bersartu
dalam menghadapi persaingan dagang. Pada tanggal 20september 1912, Syarekat
dagang islam berubah menjadi Syarekat Islam atas prakarsa H.O.S. Cokroaminoto.
Pada tahun 1912, Syarekat Islamtidak hanya berwujud sebagai gerakan keagaamaan,
tetapi juga merupakan sebuah gerakan politik dengan ditandai pergantian nama
menjadi Parai Syarikat Islam (PSI). selanjutnya, Parai Syarikat Islam
menegaskan bahwa tujuannya adalah untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Oleh
karena itu, pada tahun 1929 Partai Syarekat Islam berubah menjadi Partai
Syarikat Islam Indonesia.
2) Muhammadiyah
Organisasi ini didirikan oelh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1918 di
Yogyakarta. Muhammadiyah bukan partai politik, tetapi merupakan gerakan Islam
yang menjiwai segala gerak dan tingkah laku seorang muslim yang menjelma dalam
operbuatan nyata. Muhammadiyah bergerak di bidang social,ekonomi, dan budaya.
Hal ini bertujuan untuk menandingi segala usaha penjajah Belanda
3) Sumatra Thawalib
Merupakan perhimpunan ulama dan pelajar Islam di Sumatra barat
yang dipelopori oleh Dr. H. A. Karim mrullah dan Dr. H. Abdullah Ahmad.
Organisasi ini didirikan pada tahun 1915. pada tahun 1928, perkumpulan ini
berubah menjadi partai politik bernama Persatuan Muslim Indonesia (Parmusi)
4) Nahdatul
Ulama
Organisasi ini didirikan oleh K.H. Hasyim Asy’ari pada tanggal
31 Januari 1926. berdirinya organisasiini dilator belakangi oleh keadaan umat
Islam yang tertindas pada waktu itu. Penjajah Belanda berlaku sewenang-wenang
dengan menutup sekolah-sekolah agama tanpa alasan yang jelas.
- Masa Pembangunan
Peranan umat Islam dalam bidang pembangunan dilaksanakan oleh
pemerintah, organisasi Islam, lembaga pendidikan Islam, dan umat islam pada
umumnya.
- Peranan Pemerintah dalam Pengembangan Islam
Peranan pemerintah dalam pengembangan islam terwujud dengan
munculnya beberapa kebijakan mengenai pembinaan kehidupan keberagaaman.
1) Kebijakan
untuk membentuk Departemen Agama pada tanggal 3 Januari 1946. hal itu merupakan
realisasi Pasal 29 UUD 1945 tentang kebebasan beragama. Berdasrakan Keppres Nomor
44 dan 45 Tahun 1974 dan menteri agama, sekretaris jendral, inspectoral
jendral, dan direktorat jendral, yaitu.
Untuk memperlancara
tugas di lapangan, dibentuk lima direktorat jendral, yaitu
(1)
Direktorat
Jendral Bimas Islam dan Urusan haji;
(2)
Direktorat
Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam;
(3)
Direktorat
Jendral Bimas (Kriste) Protestan;
(4)
Direktorat
Jendral Bimas (Kristen) Katolik;
(5)
Direktoral
Jendral Bimas Hindu dan Budha.
Sejak didirikannya
hingga saat ini, Departemen Agama telah dipimpin oleh 19 menteri agama. Menteri
Agama yang menjabat dari tahun 2001 hingg saat ini adalah Prof. Dr. H. Sa’id
Agil Husin al-Munawar, MA.
2) Kebijakan untuk mendirikan Majelis Ulama
Indonesia (MUI) pada tanggal 6 Juli 1975. Kebijakan tersebut dilator belakangi oleh kuatnya pengaruh
ulama dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, ulama
harus memiliki wadah yang bias
mengakomodasi pendapat hukum mereka dalam mendukung pembangunan.
Dengan demikian , Majelis Ulama Indonesia mempunyai beberapa
fungsi yang sangat strategis dan reevan dalam kehidupan beragama dab berbangsa.
Beberapa fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
a)
Memberikan fatwa dan nasihat mengenai masalah
keagamaan dan kemasyarakatan kepada pemerntah dan umat Islam umumnya sebagai
amar ma’ruf nahi munkar.
b)
Memperkuat ukhuwah islamiah dan memelihara
kerukunan antarumat beragama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan beragama;
c)
Mewakili
umat islam dalam konsultasi antaumat beragama;
d)
menjadi
penghubung antara ulama dan umara (pejabat pemerintah).
Oleh karena itu, MUI
bersifat koordinatif, konsultatif, informatif, serta tidak berafiliasi pada
golongan politik tertentu.
3) Kebijakan
untuk menyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) secara nasional. MTQ
pertama kali dilaksanakan di Makassar pada
tahun 1962. untuk menyelenggarakan MTQ, dibentuklah LPTQ (lembaga Pengembangan
Tilawatil Qur’an) yang memiliki tugas-tugas sebagai berkut :
a)
menyelenggarakan
MTQ tingkat nasional dan daerah;
b)
menyelenggarakan
pembinaantilawah (baca dan lagu), tahfiz (hafalan), khas (tulis indah),
puitisasi, dan pameran Al-Qur’ana;
c)
meningkatkan
pemahaman Al-Qur’an melalui penerjemahan, penafsiran, pengkajian, dan
klasifikasi ayat-ayat;
d)
men9ingkatkan
penghayatan dan pengamalan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
4)
Kebijakan
untuk menetapkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
5)
Kebijakan
untuk memberlakukan secara yuridis formal sebagaian hukum Islam, yaitu
penyelenggaraan peradilan Islam di Indonesia dengan undang-undang pada tahun
1989.
- Peranan Organisasi Islam dalam Pembangunan
Dalam masa
pembangunan ini, organisasi Islam mempunyai peranan yang sangat penting.
Beberapa organisasi adalah sebagai berikut. Beberapa organisasi tersebut adalah
sebagai berikut.
1)
Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah
organisasi Islam yang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar dalam rangka
meninglkatkan taraf hidup bangsa.
Dalam usaha
mencapai tujuannya, Muhammadiyah membentuk beberapa organisasi otonom (ortom)
yang gerak dan tujuannya sama dengan gerak dan tujuan Muhammadiyah. Beberapa
organisasi tersebut adalah sebagai berikut.
a)
Aisyiyah
Aisyiyah didirikan
oleh K.H. Ahmad Dahlan pada bulan April 1917. organisasi ini bertujuan
menumbuhkan kesadaran kaum wanita bahwa kedudukan mereka sejajar dengan pria
dalam berbakti kepada Allah.
b)
Nasyiatul
Aisyiyah
Organisasi ini didirikan
pada tahun 1930 dan merupakan sarana pembinaan remaja putri islam.
c)
Pemuda
Muhammadiyah
Pemuda Muhammadiyah
didirikan pada tanggal 2 mei 1932 berdasarakan hasil muktamar ke-21 di
Makasssar. Organisasi ini bertujuan untuk menggerakkan potensi pemuda Islam.
Disamping itu,
Muhammdiyah memiliki 14 majelis yang memiliki tugas-tugas khusus. Di antara
keempat belas majelis tersebut adalah majelis tarjih yang menangani hal-hal
yang berhubungan dengan hukum Islam serta majelis tablig yang bertugas mengatur
penyiaran dan dakwah bagi anggota Muhammadiyah dan masyarakat umum.
2)
Nahdatul
Ulama
Tujuan didirikannya
NU adalah memperjuangkan berlakunya ajaran Islam yang berhaluan ahlusunnah
waljamaah dan menganut mazhab empat (hanafi, Maliki, Syafii, dan hambali) di dalam
wadah Negara Kesatuan RI yang berasaskan Pancasila.
Untuk mencapai
tujuan tersebut, NU membentuk perangkat organisasi yang berupa lajnah, lembaga,
dan badan otonom. Contoh dari beberapa peangkat organisasi tersebut adalah
sebagai berikut.
a)
Lajnah
(1)
lajnah
Falakiyah (Lajnah Falak)
(2)
lajnah
at-Ta’lif wan-Nasyr (Lajnah Penerbitan dan Publikasi)
(3)
Lajnah
Kajian dan Pengembangan Suber Daya Manusia (LAKPESDAM)
b)
Lembaga
(1)
Lembaga
Dakwah NU
(2)
Lembaga
Pendidikan Ma’Arif
(3)
Lembaga
sosial Mahabarrat
c)
Badan
Otonom
(1)
Muslimat
NU
(2)
Gerakan
Pemuda Ansor
(3)
Fayatat
NU
3)
Dewan
Dakwah Islamiyah Indoneisa (DDII)
Organisasi ini
didirikan pada tanggal 26 Februari 1967. organisasi ini bertujuan untuk
mendorong, memperbaiki, dan mengembangkan dakwah Islam di Indonesia dengan
dasar takwa dan keridaan Allah swt
Dalam menjalankan
kegiatannya, organisasi ini menjalin hubungan dengan beberapa organisasi Islam
Internasional, sepertti Rabitah al-Alam al-Islam yang berpusat di Mekah, Arab
saudi.
4)
Ikatan
Cendikiawan muslim Indonesia (ICMI)
Adalah sebuah organisasi
yang menjadi wadah bagi para cendekiawaan muslim Indonesia yang mempunyai
komitmen pada nilai-nilai keislaman tanpa melihat aliran, warna politik, dan
kelompok mereka.
Organisasi ini
didirikan pada tanggal 7 Desember di Malang, Jawa Timur dengan ketua umumnya
Prof.Dr.Ing.BJ.Habibie (Presiden RI ke-5).
Berikut ini adalah
beberapa nama organisasi Islam yang berdiri di Indonesia
No.
|
Nama Organisasi
|
Tahun Berdiri
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Syarikat Islam
Syarikat islam
Sumatra Thawalib
Nahdatul Ulama (NU)
Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia
(ICMI)
|
10 September 1912
18 September 1912
1915
31 Januari 1926
Desember 1990
|
- Peranan Lembaga Pendidikan Islam dalam Pembangunan
Umat islam
Indonesia mempunyai peranan penting dalam bidang pendidikan dan kebudayaan.
Sejak masuknya Islam ke negeri ini, telah berdiri lembaga-lembaga pendidikan
yang berciri khas Islam. Berikut ini bentuk-bentuk lembaga pendidikan tersebut.
1) Pondok Pesantren
Lembaga pendidikan ini meruapakn lembaga pendidikan Islam yang tertua dan
berfungsi sebagai salah satu benteng pertahanan umat Islam. Di samping itu,
pondok pesantren berfungsi sebagai pusat dakwah dan pusat pengembangan
masyarakat muslim Indonesia.
Pondok pesantren pada umumnya memiliki beberapa elemn dasar yang merupakan
satu kesatuan yang tak terpisahkan dan berada dalam satu kompleks. Hal ini menjadi ciri umum bagi pondok
pesantren. Elemen-elemen tersebut adalah sebagai berikut
a) pondok, yaitu asrama tempat santri tinggal
bersama dan belajar di bawah pimpinan kiai;
b) pengajian kitab, yaitu model pengajian
yang dilakukan dengan beberapa metode, seperti sorongan, wetonan, badangan, dan
musyawarah atau diskusi;
c) santri, yaitu siswa yang mencari ilmu di
pondok pesantren.
d) Di Indonesia terdapat beberapa pondok
pesantren yang terkenal sejak zaman belanda. Beberapa pondok pesantren tersebut
adalah sebagai berikut.
No
|
Nama Pondok
Pesantren
|
Tempat
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Pesantren Tebu
Ireng
Pesantren
Liorboyo
Pesantren
Modern Gontor
Pesantren
Manba’ul Ulum
Pesantren Lasem
|
Jombang, Jawa
Timur
Kediri, Jawa
Timur
Ponorogo, Jawa
Timur
Solo, Jawa
Tengah
Rembang, Jawa
Tengah
|
2) Madrasah
Madrasah merupakan hasil pengembangan pengajaran Islam dari sistem
tradisional yang diadakan di suaru, langgar, masjid, dan pesantren. Sistem
pendidikan madrasah mulai berkembang setelah lahirnya organisasi-organisasi
Islam yang bergerak di bidang pendidikan, seperti Muyhammadiyah, Al-Irsyad,
Mathla’ul Anwar, dan Nahdatul Ulama. Setelah indonesia merdeka dan Departemen
Agama didirikan pembinaan madrasah menjadi tanggung jawab Departemen Agama.
Jenjang pendidikan madrasah adalah
a) raudatul athfal atau bustanul athfal
b) madrasah ibtidaiyah;
c) madrasah tsanawiyah
d) madrasah aliyah.
3) Sekolah Umum
Walaupun Islam telah mendirikan lembaga pendidikan berbentuk madrasah,
bukan berarti umat islam menolak sistem pendidikan umum dengan lembaga
pendidikan, seperti TK, SD, SMP, SMA, dan SMK.
Selain mendirikan lembaga pendidikan yang berbentuk madrasah, umat Islam
juga mendirikan lembaga pendidikan tersebut dengan berbagai nama. Ada yang
menggunakan nama-nama Islam dan ada yang menggunakan nama-nama umum. Walaupun
bentuk lembaga pendidikan tersebut adalah lembaga pendidikan umum, tetapi
pelajaran agama dalam tersebut bidang studi khusus menjadi ciri khas dan nilai
tambah dari lembaga pendidikan tersebut
4) Perguruan Tinggi
Lembaga perguruan tinggi Islam telah
berdiri sehjak tahun 1940-an. Lembaga pendidikan tinggi Islam itu sebagian
dikelola negara dan ada pula yang dikelola swasta.
Perguruan tinggi Islam dikelola negara
Istitut Agama Islam Negeri (IAIN) dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri STAIN).
Di seluruh Indonesia terdapat 14 IAIN dengan 90 fakultas dan puluhanSTAIN yang
tertua adalah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berdiri pada tahun 1960.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga
bekerja sama dengan pemerintah sudan untuk mendirikan Universitas islam
Persahabatan Indonesia Sudan (UUIS) di Malang. UUIS sebelumnya adalah STAIN
Malang. UIIS diresmikan oleh Wapres Dr. H. Hamzah Haz pada tanggal 21 Juli
2002. adapun Perguran Tinggi gama Islam Swasta PTAIS) didirikan oleh sebuah
yayasan, perkumpulan atau badan wakaf yang bersatatus badan hukum sesuai dengan
Sk Mentri Agama Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1987. PTAIS bisa berbentuk
universitas , institut, sekolah tinggi, atau bentuk lain yang ditetapkan dengan
keputusan Mentri Agama Republik Indonesia.
Perguruan tinggi Agama Islam Swasta yang
tertua adalah Universitas Islam Indonesia (UII) yang berkedudukan di
Yogyakarta. UII didirikan pada tanggal 8 Juli 1945 oleh Tokoh-tokoh Islam
Terkemuka seperti K.H Wahid Hasyim, K.H. Mas Mansur, Muhammad Roem, H. Anwar
Tjokroaminoto, dan K.H. Kahar Muzakir.
- Peranan Umat Islam dalam Bidang Budaya
Umat Islam juga mempunyai peranan penting
dalam mengembangkan kebudayaan. Peranan penting itu terlihat dalam
munculnya seni arsitektur Islam, peringatan hari-hari besar Islam, seni kaligarfi, dan bahasa.
1)
Seni
Arsitektur
Seni arsitektur ini
terlihat pada bangunan masjid yang merupakan tempat ibadah dan pusat kegiatan
umat islam. Seni arsitektur ini terlihat pada beberapa komponen masjid, seperti
kubah, menara, beduk, serta hiasan-hiasan yang dipasang di tiang masjid,
dinding, pintu, jendela, latar dan gapura.
2)
Peringatan
Hari-hari Besar Islam (PHBI)
Umat Islam di
Indonesia sellu memperingati hari-hari besar Islam, baik yang dilaksanakan oleh
negara maupun masyarakat. Hal ini merupakan budaya yang baik. PHBI bisa menjadi
media dakwah yang cukup efektif. Contoh peringatan hari-hari besar Islam
tersebut adalah maulid Nabi, tahun baru Islam, dan nuzulul-Qur’an.
3)
Seni
kaligrafi
Seni kaligrafi
adalah seni penulisan tulisan Arab berkebang sebagai dekorasi dan catatan
sejarah. Kaligrafi juga berfungsi sebagai simbol keislaman di seluruh
masyarakat muslim Indonesia. Seni kaligrafi sering dijadikan hiasan di berbagai
tempat ibadah dan bangunan-bangunan umum
4)
Bahasa
Dewasa ini banyak
sekali bahasa Al-Qur’an (Arab) yang diserap dalam bahasa Indonesia. Misalnya,
salam, hakim, wasit, peradilan, musyawarah, abadi, dan adil.
Ikhtisar
- Masuknya Islam di Indonesia
- Islam masuk Indonesia pada sekitar abad ke-7 atau ke-8 yang bertepatan dengan abad ke-1 atau ke-2 H. Rute atau jalur yang dilewati adalah jalur utara dan selatan
- Secara garis besar penyebaran Islam di Indonesia berlangsung melaui dua cara yaitu perdagangan dan perkawinan
- Islam di Sumatera
- Pada pertengahan abad ke-13, di Sumatra telah berdiri kerajaan Islam Samudra Pasai yang merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini terletak di pesisir timur laut Aceh yang sekarang merupakan wilayah Kabupaten Lhokseumawe.
- Pada tahun 1514, di ujung utara Pulau Sumatra berdiri Kesultanan Islam Aceh. Pendirinya adalah Sultan Ali Mugayat Syah. Kesultanan Aceh ini juga mengalami kemakmuran dan kejayaan pada masa Sultan Iskandar Muda. Pada tahun 1874, Belanda menyatakan Aceh sebagai daerah taklukkannya.
- Islam di Jawa
- Perkembangan Islam di jawa tidak bias dipisahkan dari peranan para wali. Jumlah wali yang terkenal sampai sekrang adalah sembilan, yang dalam bahasa jawa dikenal dengan sebutan Wali Songo
- Disamping Wali songo, penyebaran Islam di Jwa tidak lepas dari peranan kerajaan-kerajaan Islam. Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa sudah ada sejak abad ke-16. beberapa kerajaan itu dalah Kerajaan Demak, Kesultanan Pajang, Kerajaan Mataram, Kerajaan Cirebon, dan Kerajaan Banten.
- Islam di Sulawesi
- Masuknya Islam di Sulawesi tidak terlepas dari peranan Sunan Giri di Gresik. Hal itu karena Sunan Giri menyelenggarakan pesantren yang banyak didatangi oleh santri dari luar jawa.
- Pada abad ke-16, di Sulawesi Selatan telah berdiri Kerajaan Hindu Gowa dan Tallo. Masuknya Islam ke Sulawesi melalui dua cara berikut ini
a. Cara
Tidak Resmi
Cara tidak resmi ini terjadi pada saat penduduk setempat
berdagang keluar dan berhubungan dengan pedagang-pedagang muslim di luar Sulawesi. Mereka mengenal dan memeluk Islam karena adanya
interaksi tersebut.
b. Cara
Resmi
Penerinaan Islam secara resmi dilakukan oleh
Raja Gowa dan Tallo yang pertama, yaitu Sultan Alaudin yang telah masuk Islam.
Penerimaan itu terjadi pada tahun 1605. hal ini ditandai dengan kedatangan tiga
orang datuk yang berasal dari Kota Tengah Minangkabau.
- Islam di Kalimantan
- Pada abad ke-16, Islam mulai memasuki Kerajaan Sukadana. Pada tahun 1590, Kerajaan Sukadana resmi menjadi kerajaan Isla. Sultan pertamanya adalah Sultan Giri Kusuma. Ia digantikan oleh putranya Sultan Muhammad Syaifudin. Beliau banyak berjasa dalam pengembangan Islam di Kalimantan.
- Di bagian selatan Pulau Kalimantan, berdiri Kerajan Islam banjar sekitar tahun 1526. kerajaan Islam Banjar merupakan kelanjutan dari Kerajaan Daha yang beragama Hindu, rajanya pertama adalah Raden Samudra yang memluk Islam karena hubunganya dengan Sultan Trenggono di Demak. Sejak masuk Islam, ia menggantikan namanya mejadi Pangeran Suryanullah atau Pangeran Suriansyah.
- Islam di Maluku dan Irian Jaya
- Penyebaran Islam di Maluku tidak lepas dari jasa para santri Sunan Drajat yang berasal dari Ternate dan Hitu. Islam sudah dikenal di Ternate sejak abad ke-15. pada saat itu, hubungan dagang dengan Indonesia Barat, khususnya dengan Jawa berjalan lancar. Selain berdagang, para pedagang juga melakukan dakwah.
- Di maluku, ada empat kerajaan bersaudara yang berasal dari keturunan yang sama, yakni Ternate, Tidore, Bacan, Jailolo yang raja-rajanya telah mmemeluk Islam.
- Islam di Nusa tenggara dan Sekitarnya
Di Nusa Tenggara
Islam pertama kali diterima oleh suku Sasak antara tahun 1840 – 1850. Penyiaran Islam di daerah itu dilakukan
oleh para mubalig dari Makassar. Di Pulau Bali, komunitas muslim terdapat di
Singaraja, Buleleng, dan Siririt.
- Peranan Umat islam di Indonesia
- Masa Penjajahan
umat
Islam menghadapi berbagai corak kekuatan Barat dengan beberapa fase, yaitu fase
persaingan dagang, fase penetrasi dan agresi, fase perluasan jajahan. Dan fase
pnindasan
- Masa Perang kemerdekaan
dilandasi
semangat tauhid dan keyakinan terhadap ajaran agama, umat Islam bangkit secara
kelompok atau pribadi menentang penjajahan. Mereka dipimpin oleh para ulama dan
pahlawan Islam, diantaranya adalah K.H. Ahmad Dahlan, dan K.H. Hasyim Asy’ari.
- Masa Pembangunan
Peran
masa Islam pada masa pembangunan sangatlah besar, baik secara individu maupun
secara organisasi . hal ini ditunjukkan dengan peran organisasi Islam dalam
menyelenggarakan lembaga-lembaga pendidikan formal maupun nonformal.
Integrasi Budi
Pekerti
Sunan Kalijaga
terkenal sebagai seorang wali yang berjiwa besar, berpandangan jauh, berpikiran
tajam, dan intelek. Dalam berdakwah, sunan kalijaga tidak terbatas pada satu
daerah tertentu saja. Sebagai mubaligh, ia berkeliling dari suatu daerah ke
daerah yang lain. Karena sistem dakwahnya yang intelek dan aktual, para bangsawan
dan cendikiawan banyak yang bersimpati kepadanya. Demikian juga masyarakat
awam.
Sunan Kalijawa
berjasa dalam perkembangan wayang purwa atau ayang kulit yang bercorak islami.
Ia mengarang aneka cerita wayang yang bernapaskan islam, terutama mengenai etika.
Kecintaan masyarakat terhadap wayang digunakannya sebagai sarana untuk menarik
mereka masuk Islam.
Jasa Sunan
Kalijaga terhadap kesenian tidak hanya terlihat pada wayang kulit, tetapi juga
pada seni gamelan, seni suara, seni pahat, dan kesusasteraan.
Pesantren
Latihan
A. Berilah
tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang paling
benar!
- Masuknya islam ke Indonesia melaui dua jalur, yaitu jalur utara dan jalur selatan. Jalur utara ,meliputi ….
a. Arab
– Yaman – Gujarat – Sri Lanka – Indonesia
b. Arab
– Damaskus – Bagdad – Gujarat
– Sri Lanka
– Indonesia
c. Arab
– Iran
– Irak – Afganistan – Pakistan
– India
– Indonesia
d.
Arab
– Irak – Kuait – Pakistan – Malaysa – Indonesia
e. Arab – Yordania – Mesir – Malaysia –
Indonesia
- Kerajaan Islam pertama di Sumatra dan Indonesia yang berdiri pada abad ke-13 adalah ….
a. Kerajaan
Malaka
b. Kerajaan
Samudra Pasai
c. Kerajaan
Sriwijaya
d. Kerajaan
Aceh Darussalam
e. Kerajaan
Ternate
- Perkembangan Islam di Jawa tidak lepas dari peran Wali Songo. Nama-mana berikut ini yang tidak termasuk nama wali Songo adalah ….
a. Maulana
Malik ibrahim
b. Raden
Rahamt
c. Raden
mas Syahid
d. Raden
fatah
e. Jafar
Sadiq
- Masuknya Islam di Sulawesi melalui dua cara, yaitu cara resmi dan cara tidak resmi. Penerimaan Islam secara resmi terjadi pada tanggal ….
a. 21
Juni 1813
b. 22
Oktober 1568
c. 22 September 1605
d. 16
maret 1653
e. 31
Januari 1711
- Berikut ini adalah kerajaan Islam yang berada di Maluku, kecuali ….
a. Kerajaan
Ternate
b. Kerajaan
Jailolo
c. Kerajaan
Tidore
d. Kerajaan
Gowa
e. Kerajaan
Bacan
- Perkembangan Islam di Maluku tidak terlepas dari jasa ….
a. Maulana
Ibrahim
b. Sultan
Aminudin
c. Sunan
Bonang
d. Sunan
Drajat
e. Syehk
Muhammad Arsyad
- Pejuang Islam yang mengangkat senjata melawan Belanda di Sumatra Barat adalah ….
a. Muhammad
Badarudin
b. Imam
Bonjol
c. Panglima
Polim
d. Raden
Intan
e. Pangeran
Antasari
- Salah satu peranan pemerintah dalam pengembangan Islam adalah ….
a. mendirikan
departemen agama
b. mendirikan
pondok pesantren
c. menyantuni
fakir miskin
d. mebiayai
perjalanan haji
e. mendirikan
masjid Istiqlal
- majelis tablig bertugas ….
a. Mengatur
masalah keremajaan dan kepemudaan
b. Mengatur
masalah kesejahteraan
c. Mengatur
masalah keuangan
d. Mengatur
masalah pendidikan
e. Mengatur
penyiaran dan dakwah
- Organisasi Islam yang beranggotakan intelektual dan cendikiawan muslim adalah ….
a. NU
b. DDi
c. ICMI
d. Muhammadiyah
e. HMI
B. Jawablah
pertanyaan berikut secara singkat dan tepat
- Siapa yang pertama kali menyiarkan Islam di Nusa Tenggara ?
- Kemukakan tokoh pejuang Islam pada masa penjajahan khususnya pada fase persaiangan dagang !
- himah apa yang bissa kita ambil dari cara berdakwah Wali Songo di Jawa?
- Jelaskan peranan organisasi Islam dan pondoknpesantren pada masa perjuangan kemerdekaan!
- deskripsikan peranan umat Islam di Indonesia dalam bidang pendidikan dan kebudayaan !
Lembar
Portofolio
1.
Diskusikan
mengenai manfaat sejarah perkembangan Islam di Indonesia !
2.
tuliskan
mengenai salah satu wali atau pahlawan yang besar jasanya terhadap penyiaran
islam !
3.
bandingkan
perbedaan dan persamaan masuknya Islam yang melewati jalur selatan dan jalur
utara !
4.
deskripsikan
peranan umat Islam dalam mengusir penjajah !
5.
cari
dan inventarisasikan nama-nama lembaga pendidikan Islam, baik formal maupun non
formal yang ada disekitar tempat tinggal mu dengan menggunakan format sebagai
eberikut.
No
|
Nama
Lembaga
|
Alamat
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
HIKMAH
Jsadilah manusia
yangtangguh menghadapi berbagai cobaan dan hiasilah dirimu dengan sifat ramah
dan setia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar