BAB IV
MENJAUHI SIKAP
TERCELA DAN KEWAJIBAN BERTATA KRAMA
- Israf
- Gibah
- Namimah dan Fitnah
- Murtad
- Tasamuh
Dalam kehidupan sehari-hari
manusia akan selalu berhubungan dengan manusioa lainnya. Hal itu disebabkan
kedudukan manusia sebagai makluk social tyang saling membutuhkan.
Dalam pergaulan, terdapat etika
yang harus dipenuhi supaya pergaulan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya
permasalahan. Agama Islam mengajarkan pada manusia untuk bertata karma dan
menjahui sikap-sikap yang tercela. Apabila manusia dapat menjalankan tuntunan
itu, kehidupan bermasyarakat akan berjalan dengan baik.
Kompetensi Dasar
- Siswa mampu membiasakan diri untuk menghindari sifat tercela dalam kehidupan sehari-hari
- Siswa mampu membiasakan diri untuk bertata karma dalam kehidupan sehari-hari
Standar Kompetensi
Siswa mampu menerapakan akhlak
mulia dalam kehidupan sehari-hari
Indikator
Setelah proses pembelajaran siswa
mampu.
1. Mengidentifikasi
akibat buruk dari israf, gibah, fitnah, dan murtad;
2. menghindari
perbuatan israf, gibah, fitnah, dan murtad;
3. mengidentifikasi
hikmah dari tasamuh;
4. menunjukkan
sikap toleran terhadap sesame
TADARUS
- Surat Al- Isra’ Ayat 27-29
- Surat Al-Baqarah Ayat 217
- Surat Al-Hujarat Ayat 11-12
MUKADIMAH
Pokok dari
ajaran tentang akhlak yang baik adalah berperilaku yang sesuai dengan perilaku
Nabi Muhammad saw. Perilaku beliau adalah perilaku yang terpuji, bahkan Allah
swt. Memuji akhlak Nabi Muhammad saw
Akhlak
merupakan sistim niali yang dikembangkan berdasarkan kebaikan. Dengan demikian,
akhlak berusaha mencegah keburukan yang menimbulkan perbuatan yang mendatangkan
bahaya bagi umat manusia. Syariat Islam memandang akhlak yang mulia sebagai
tiang agung dari tegaknya bangunan masyarakat. Oleh karena itu, syariat Islam
selalu berusaha untuk memlihara akhlak tersebut.
Ilmu akhlak
tidak bias dipisahkan dengan ilmu-ilmu yang menyangkut kehidupan manusia, baik
secara individu maupun social. Misalnya, ilmu psikologi dan ilmu sosiologi.
Dalam ilmu psikologi, akhlak manusia dihubungkan dengan nafsu, baik yang bersifat
individu maupun yang bersifat soialo. Sebaliknya, ilmu sosiologi menyatakan
bahwa watak manusia merupakan salah satu faktor yang diamati dalam hubungannya
dengan akhlak.
Dalam bab ini,
akan dibahas beberapa contoh akhlak tercela, yaitu dari israf, gibah, fitnah,
dan murtad , serta contoh akhlak terpuji, yaitu tasamuh yang meliputi usaha
untuk memlihara kerukunan dan menjaga persatuan.
A. Israf
Israf adalah berlebih-lebihan.
Contoh israf yang tampak nyata dalam kehidupan sehari-hari adalah budaya
konsumerisme yang melanda masyarakat Indonesia dewasa ini. Orang membeli
suatu barang hanya untuk bergaya, bermegah-megah, dan dipamerkan kepada orang
lain. Padahal, harta benda yang dibelanjakan dengan cara seperti itu tidak akan
membawa berkah, bahkan akan mendatangkan musibah dan mala petakla.
Allah swt, telah memberikan
pelajaran kepada manusia akibat dari sikap hidup yang bermegah-megahan dengan
harta benda. Contoh itu terdapat dalam kisah Qorun yang hidup pada zaman Nabi
Musa a.s. Allah swt menceritakan itu dalam Al-Qur’an Surat Al-Qasas Ayat 79
berikut ini.
Artinya
Maka keluarlah Karun
kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki
kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah
diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia
benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar"(Q.S Al-Qasa: 79)
Qarun adalah orang yang kaya
raya. Ia memiliki kekayaan yang banyak sekali sehingga kunci-kunci tempat
perbendaharaan hartannya hanya bias diangkat oleh orang orang yang kuat. Akan
tetapi, qarun telah membangga-banggakan hartannya. Ia menjadi takabur dan
menyombongkan diri bahwa ia memperoleh semuannya itu dengan kepandaiannya.
Pada suatu hari, keluarlah Qarun
dalam suatu iring-iringan yang lengkap dengan pengawal dan hamba sahaya. Qarun
bermaksud memperlihatkan kemegahannya kepada kaumnya. Kaumnya banyak merasa iri
melihat kekayaan Qarun. Mereka berangan-angan agar suatu saat nanti bias
memiliki harta dan kekayaan seperti yang dimiliki Qarun.
Karena kesombongannya itu, Allah
swt. Menurunkan siksanya kepada Qarun. Ia terkubur hidup-hidup bersama seluruh
harta bendanya. Peristiwa itu menyadarkan kaumnya. Mereka sadar bahwa banyak
sedikitnya rezeki yang diperoleh manusia merupakan ketentuan Allah swt.
Kemudian, Allah swt. Memerintahkan kepada manusia agar menggunakan rezeki
tersebut untuk beribadah.
Oleh karena itu, Allah swt.
Melarang manusia berlaku boros, yaitu menggunakan harta benda pada hal-hal yang
tidak diridai Allah swt. Sikap boros adalah sikap setan yang mengingkari nikmat
Allah swt.
Sebagai jalan keluarnya, Allah
swt.mengajarkan kita agar bersikap tasawut. Tasawut berarti tengah-tengah, yang
maksudnya tidak terlalu kikir, tetapi juga tidak terlalu pemurah. Orang yang
kikir dicela orang lain. Sebaliknya, orang yang terlalu pemurah akan menyesal
karena hartannya habis sehingga ia tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sikap hidup yang sederhana dan
tidak berlaku boros telah dicontohkan Rasulullah saw. Sikap hidup sederhana itu
meliputi berbagai aspek kehidupan, seperti cara berpakaian, makan, minum, dan
sebagainya.
B. Gibah
Gibah adalah membicarakan
kejelekan orang lain dibelakangnya. Kejelekan itu meliputi keadaan dirinya,
keluargannya, budi pekertinya, atau akhlaknya. Apabila orang yang dibicarakan
itu mendengarnya, ia akan merasa tidak senang. Pengertian gibah termuat dalam
hadis yang diriwayatkan Muslim berikut ini.
Artinya:
Rasululah bertanya, “ tahukah
kamu apakah gibah itu?” Mereka (para sahabat) menjawab, “ Allah dan Rasul-Nya
lebih mengetahui. “ Nabi Muhammad saw bersabda “Engkau menyebut tentang
saudaramu sesuatu yang tidak disenanginya.” (Para Sahabat bertanya), “Bagaimana
pendapatmu ya rasulullah, jika memang terhadap pada diri saudaraku itu apa yang
saya katakana?”Rasulullah menjawab, “Jika apa yang kamu katakana itu ada,
berarti engkau telah menghibahnya, jika tidak ada, berarti kamu telah membuat
suatu kebohongan yang keji terhadap dirinya.” (H.R. Muslim)
Gibah akan merusak kehormatan
seseorang. Oleh karena itu, Islam melarang keras perbuatan gibah.
Apabila kita menjumpai atau
mendengar oranf yang menghibah, kita tidak boleh ikut di dalamnya. Bahkan,
orang yang berdiam diri ketika mendengar orang yang menghibah, sudah dianggap
dosa. Kita wajib mengingatkannya. Mengingatkan orang yang menghibah akan
mendapatkan keutamaan, yaitu Allah swt, akan menutupi wajahnya dari api neraka
pada hari kiamat.
Walaupun demikian, gibah
diperbolehkan dalam keadaan tertentu yang sifatnya darurat serta memiliki
tujuan baik. Gibah diperbolehkan dalam hal-hal, seperti mencegah penganiayaan,
meminta pertolongan, dan mencegah perbuatan jelek.
C. Namimah
dan Fitnah
Namimah dan fitnah adalah dua hal
yang sangat berkait erat. Namimah adalah mengadukan perkataan seseorang kepada
orang lain dengan tujuan mengadu domba antara keduanya. Adapun fitnah adalah
perkara bohong tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan untuk menjelekkan
orang lain.
Orang yang sering melakukan
namimah dan fitnah akan terbiasa dengan
hal itu. Dengan melakukanh perbuatan itu, ia mengharap akan mendapat keuntungan
dari perselisihan dua pihak yang diadu doma. Allah swt. Memperingatkan kita
agar menjahui hal itu dalam Al-Quran Surat Al-Qalam Ayat 10-11 berikut ini.
Artinya :
Dan janganlah kamu ikuti setiap
orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari
menghambur fitnah, (Q.S. Al-Qalam: 10-11)
Seorang muslim harus berusaha
keras menghindari perilaku namimah dan fitnah. Namimah dan fitnah diancam
dengan hukuman yang berat diakhirat kelak. Hal itu dapat dipahami karena fitnah
merupakan perbuatan yang keji dan sangat berbahaya. Dalam Al-Quran Surat
Al-Baqarah Ayat 191, Allah berfirman bahwa fitnah lebih kejam dari pembunuhan.
D. Murtad
Riddah atau irtidad adalah asal
kata murtad yang secara harfiah berarti kembali. Menurut istilah, murtad
berarti keluar dari iman, baik imannya pernah didahului oleh bentuk kekafiran,
seperti orang kafir yang beriman dan kemudian kembali kafir, maupuin iman yang
belum pernah didahului oleh bentuk kekafiran sebelumnya.
Seorang dianggap murtad jika ia
telah mukalaf dan menyatakan kemurtadannya secara terang-terangan. Berlakunya
kemurtadan apabila mukalaf tersebut berakal serta memiliki kemerdekaan unutk
bertindak. Orang yang gila tidak dianggap murtad walaupun ia mengucapakn
kata-kata bahwa ia telah murtad. Demikian pula dengan orang yang dipaksa
murtad. Ia dianggap tidak murtad selama hatinya masih dalam keadaan beriman.
Kemurtadan berarti batalnya nilai
relegius perbuatan orang yang bersangkutan. Kembali kepada kekafiran setelah
beriman berarti terputusnya hubungan dengan Allah swt, sebagaimana firman Allah
swt, berikut ini.
Artinya :
….. Barang siapa yang murtad di
antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah
yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni
neraka, mereka kekal di dalamnya…..
Murtad disebabkan oleh tiga hal,
yaitu I’tiqad, fi’liyyah, dan qauliyyah.
- I’tiqah
- fi’liyyah
- Qauliyyah
Orang yang
murtad akan kehilangan haknya sebagai orang iman. Orang yang murtad kehilangan
hak perlindungan atas jiwanya, kepemilikannya, ikatan pernikahannya, hak
warisnya, dan haknya untuk masuk surga. Sebagai gantinya, ia kan dimasukkan ke dalam neraka.
E. Tasamuh
Tasamuh berarti kelapangan dada,
keluasan pikiran, dan teloransi. Pembahasan tentang tasamuh dalam bab ini
meliputi cara-cara menjaga kerukunan dan persatuan.
- Menjaga kerukunan
Dalam pergaulan
sehari-hari, umat Islam harus menjaga kerukunan dengan sesama umat Islam, umat
beragala lain, dan pemerintah.
a. Kerukunan
Intern Umat Islam
Saat ini, dalam
agama Islam berkembang berbagai macam paham dan aliran. Walaupun demikian,
antara muslim yang satu dengan yang lainnya tetap merupakan saudara. Munculnya
paham dan aliran yang berbeda-beda tersebut merupakan akibat dari adanya
perbedaan interprestasi atau penafsiran. Akan tetapi, umat Islam tetap harus
menjunjung tinggi persaudaraan karena yang mengikat persaudaraan di antara
mereka adalah agama Islam. Rasulullah saw. Menggambarkan persaudaraan umat
Islam tersebut dalam hadis berikut ini.
Artinya :
Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal berkasih sayang dan
saling cinta-mencintai adalah bagaikan satu tubuh yang pabila salah satu
anggotan tubuh yang sakit, anggota tubuh yang lain akan ikut merasakannya,
yaitu tidak bias tidur dan merasa demam. (H.R. Muslim)
Salah satu wujud kerukunan adalah adanya kemauan untuk
saling membantu dan saling menolong. Apabila diantra umat islam ada yang
mengalami kesulitan, umat Islam yang lain hendaknya membantu. Hal itu
disabdakan Rasululah saw. Dalam hadis berikut ini.
Artinya :
Diriwayatkan daripada Ibnu Umar r.a katanya: Sesungguhnya
Rasulullah s.a.w bersabda: Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim lain.
Beliau tidak boleh menzalimi dan menyusahkannya. Barangsiapa yang mahu memenuhi
hajat saudaranya, maka Allah pun akan berkenan memenuhi hajatnya. Barangsiapa
yang melapangkan satu kesusahan kepada seorang muslim, maka Allah akan
melapangkan salah satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan Hari Kiamat
nanti. Barangsiapa yang menutup rahasia seseorang muslim, maka Allah akan
menutup rahasianya pada Hari Kiamat
b. Kerukunan
Umat Islam dengan Umat beragama Lain
Islam merupakan
agama yang mempunyai teloransi tiggi terhadap golongan yang beragama lain.
Dakwah Islam tidak boleh dilaksanakan dengan kekerasan dan paksaan, tetapi
harus dengan cara yang damai dan bijaksana. Hal itu difirmankan Allah swt.dalam
Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 1256 berikut ini ;
Artinya :
Tidak ada
paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.(Q.S. Al-Baqarah:256)
Dalam hal
bekerjasama dengan orang yang beragama lain, Islam membatasi pada hal-hal yang
berkaitan dengan masalah keduniaan/ contohnya;bekerja sama dalam bidang social,
budaya, ekonomi, dan politik, sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan masalah
akidah dan ibadah, Islam melarang bekerja sama.
Dalam pergaulan
sehari-hari, kita dilarang mendoakan dan memintakan ampun kepada Allah swt.
Untuk orang yang beragama lain walaupun orang itu adalah orang tua atau
anak-anak kita sendiri.
Orang Islam
tidak mendahului memberikan salam kepada orang yang beragama lain. Akan tetapi,
apabila ada seorang diantara mereka yang memberi salam kepada kita, kita cukup
menjawabnya dengan jawaban wa’alaikum. Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah
saw. Dalam hadis berikut ini.
Artinya:
Apabila ahli
kitab mengucapkan salam kepadamu maka jawablah dengan wa’alaikum (H.R. Bukhari
Muslim)
c. Kerukunan
Umat Islam dengan Pemerintah
Menurut para
ahli tafsir, ulul-amri adalah orang-orang yang memegang kekuasaan diantra umat
manusia, yaitu pemerintah, penguasa, dan pemimpin lainnya.
Menurut
Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 95, kita wajib menaati Allah swt, Rasulullah., dan
ulil-amri. Kita wajib taat kepada ulil amri (pemerintah) selama peraturan
pemerintah itu tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Apabila
peraturan pemerintah bertentangan dengan prinsip syariat Islam, tidak ada
kewajiban untuk menaatinya. Peraturan seperti itu harus ditolak dan pemrintah
harus diingatkan. Hal itu berdasarkan firman Alah swt, dalam Al-Quran Surat
An-Nisa AYat 59 berikut ini.
Artinya
Hai orang-orang
yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu…… (Q.S.An-Nisaa ;59)
Menaati pemerintah berarti ikut
segala keputusan yang telah dikeluarkan atau diundangkan oleh pemerintah untuk
kepentingan bersama demi mencapai kesejahteraan masyarakat.
- Menjaga Persatuan
Islam
mengajarkan kepada umatnya untuk mempunyai rasa setia kawan, yaitu keteguhan
hati dalam memelihara nilai-nilai persahabatan dan persaudaraan, dalam
pergaulan dengan orang lain. Dalam istilah agama, kata setia kawan dikenal
dengan istilah ukhuwah. Ukhuwah mempunyai makna solidaritas dalam kebaikan dan
sikap toleran dalam segala perbedaan, seperti mazhab atau pendapat.
Kita diciptakan
dalam keadaan berbeda-beda. Perbedaan itu meliputi perbedaan watak, keinginan,
pendapat, atau kebiasaan. Namun, perbedaan itu haruslah disyukuri karena pada
hakikatnya perbedaan itu menjadi rahmat manakala kita bias mengambil hikmah di
balik perbedan itu. Akan tetapi, apabila kita mempermasalahkan perbedaan
terus-menerus, perbedaan itu akan berubah menjadi laknat atau bencana. Hal itu
disebabkan, perbedaan menjadi pemicu munculnya pertentangan, percekcokan,
perselisihan, dan permusuhan. Kita memang berbeda, tetapi kita harus bersama
dan bersatu dalam keanekaragaman.
Salah satu cara
untuk menjaga persatuandan kesatuan adalah kebersamaan. Rasa kebersamaan
tersebut akan melahirkan
- pribadi-pribadi yang peka terhadap lingkungan sekitarnya, peduli kepada yang lemah, baik akidah maupun ekonominya;
- sikap seimbang yang akan menipiskan kesenjangan antara si kaya dan si miskin;
- sikap kegotongroyongan dan kekompakan dalam menghadapi berbagai persoalan
- pribadi-pribadi yang lebih mendahulukan kepentngan umum dari pada kepentingan pribadi, keluarga dan golongan.
Hal itu
menunjukkan bahwa Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu bersatu dan
tidak bercerai-berai. Allah swt, berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ali Imaran
Ayat 102 berikut ini.
Artinya :
Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai…….. (Q.S. Ali Imaran 102)
Oleh karena
itu, tidak layak apabila di antara sesame muslim terjadi perselisihan,
perpecahan, dan permusuhan.seyogyanya umat islam lebih memperhatikan persatuan
dan kesatuan, saling menolong, dan saling menghormati. Hal itu tentu lebih baik
dari pada mempersoalkan masalah khilafiah yang hanya akan meregangkan persatuan
dan membawa kepada kehancuran.
Ikhtisar
- Israf adalah berlebih-lebihan. Contoh israf yang tampak nyata dalam kehidupsn sehari-hari adalah budaya konsumerisme. Budaya boros yang menyebabkan seseorang kurang berhati-hati dalam menggunakan uang dan membeli barang-barang yang tidak ada manfaatnya.
- Gibah adalah membicarakan kejelekan orang lain dibelakangnya. Apabila orang yang dibicarakan itu mendengarnya, ia akan merasa tidak senang.
- Namimah adalah mengadukan perkataan seseorang kepada orang lain dengan tujuan mengadu domba antara keduanya. Adapun fitnah adalah perkara bohong tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan untuk menjelekkan orang lain.
- Murtad adalah berasal dari kata Riddah atau irtidad berarti keluar dari iman, baik imannya pernah didahului oleh bentuk kekafiran, seperti orang kafir yang beriman dan kemudian kembali kafir, maupuin iman yang belum pernah didahului oleh bentuk kekafiran sebelumnya.
- Tasamuh berarti kelapangan dada, keluasan pikiran, dan toleransi. Salah satu wujud kerukunan adalah adanya kemauan untuk saling membantu dan saling menolong.
Integrasi Budi
Pekerti
Konon, pada
zaman dulu, ada seorang laki-laki pergi ke pasar ubtuk membeli budak.
Sesampainya di pasar, ia ditawari seorang budak. Menururt pedagang yang
menjualnya, budak itu tidak mempunyai aib sama sekali, kecuali ia gemar mengadu
domba. Karena aib itu dianggap ringan, dibelinya budak itu. Benarlah kata
pedagang tersebut, budak itu rajin bekerja. Tidak ada satu pun pekerjaan di
rumah yang terlewatkan olehnya. Akan tetapi, setelah beberapa lam tampaklah
keburujan si budak.
Budak itu
berkata kepada istri majikannya, Tuan Putri ! Saya mendengar kabar bahwa tuan
akan menikah lagi dengan seorang wanita dari daerah anu.” Benarkah itu? Tanya
istri majikannya. “Tentu saja! Mana berani saya berbohong tuan putrid! Budak
itu menegaskan.”Lalu apa yang harus saya lakukan? Tanya majikannya. Budak itu
menjawab”Tuan putrid harus mengguna-gunai tuan untuk menggagalkan pernikahan
itu.”lalu bagaimana caranya? “Istri majikannya bertanya lagi. “Tuan Putri!
Ambillah beberapa helai bulu leher suamimu. Ambillah dengan pisau tajam pada
waktu tidur supaya tidak tau.”
Pada hari lain,
budak itu berbicara pada suami majikannya,”Tuan! Saya mendapat kabar
mengejutkan.” Apa iu! Tanya majikannya”Tuan Putri akan membunuh tuan dengan
pisau yang tajam pada waktu tuan tidur,” jawab budak itu meyakinkan. Majikannya
terperanjat, Benarkah itu?” Budak itu mejawab, Tuan bias membuktikannya nanti
malam.
Benarlah sang
suami kemudian berpura-pura tidur. Tiba-tiba, sang istri dating membawa pisau
cukur lalu memegang leher suaminya. Ketika ia memegang leher suaminya, sang
suami segera saja bangun. Dirampasnya pisau cukur itu, lalu ditusukkan ketubuh
istrinya, kabar meninggalnya sang istri sampai kepada keluarganya. Mereka tidak
menerima kematian saudarinya itu dan menuntut balas. Dan akhirnya, terjadilah
bunuh-membunuh antara famili itu. Semuanya hanya disebabkan oleh ucapan lidah
siburuk.
(Dikutip dengan
perubahan dari Bahaya Lidah, Jakarta;Bumi Aksara, 1994)
Latihan
A. Berilah
tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang paling
benar!
- Berikut ini adalah beberapa penyebab murtad secara fi’ilyyah, kecuali
a. Mengingkari
salah satu rasul
b. Sujud
kepada berhala dan matahari
c. Mengejek
nama-nama Tuhan
d. Memanggil
“Hai Kafir!” kepada orang Islam
e. Menghalalkan
sesuatu yang diharamkan agama
- Al-Qur’an Surat Al-Isra’ Ayat tersebut berisi tentan larangan berprilaku …
a. Sombong
b. Berteman
dengan setan
c. Munafik
d. Murtad
e. Israf
- Berikut ini adalah beberapa contoh bahaya yang ditimbulkan lidah, kecuali ….
a. Dusta
’
b. Namimah
c. Husnuzanbah
d. Gibah
e. Fitnah
- Kemarahan yang meluap-luap,iri dengki, ingin dihormati, serta suka menghina akan menimbulkan perilaku negatif berupa….
a. Dusta
b. Dzalim
c. Khusnuzan
d. Gibah
e. Suuzan
- Mengadukan perkataan seseorang kepada orang lain dengan tujuan mengadu domba disebut….
a. Dusta
b.
Dzalim
c. Husnuzan
d. Gibah
e. Melaknat
- Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Orang yang menjadi korban fitnah akan menderita karena hal-hal berikut ini, kecuali….
a. Ia
menjadi sasaran amuk massa,
padahal ia tidak bersalah
b. Ia
bisa dipenjara karena tuduhan yang dibuat-buat
c. Nama
baik diri dan keluarganya akan tercemar
d. Ia
dan keluarganya akan popular
e. Ia
akan meraskan penderitaan batin
- Berikut ini adalah ungkapan-ungkapan yang menggambarkan kerukunan intern umat islam, baik menurut Al-Qur’an maupun menurut hadist, kecuali …..
a. sesungguhnya
orang-orang mukmin itu bersaudara
b. mukmin
yang satu terhadap mukmin yang lainnya itu bagaikan bangunan yang saling
menguatkan
c. perumpamaan
orang-orang mukmin dalam cinta -mencintai dan kasih-mengasihi bagaikan satu
tubuh
d. perumpamaan
orang-orang mukmin dalam bekerja sama bagaikan sebuah tim sepak bola yang solid
dan kompak
e. perumpamaan
orang-orang mukmin bagaikan dua tangan
- Dalam agama islam, tidak ada konsep permusuhan atau kebencian terhadap umat yang beragama lain. Hal ini dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Ketiaka beliau ….
a. Berada
di Taif
b. Dihina
oleh kafir Quraisy
c. Berangkat
hijrah ke Madinah
d. Berada
di Mekah
e. Membentuk
pemerintahan di Madinah
- Al-Qur’an Surat AL-Imran ayat 102 tersebut memerintahkan kita untuk berpegang teguh pada tali Allah SWT. Dan melarang kita untuk ….
a. Saling
memfitnah
b. Bercerai
berai
c. Mengdu
domba
d. Saling
mencaci
e. Saling
menyerang
- Islam dating dengan menempatkann ilmu pengetahuan pada tempat yang utama. Ayat pertama yang turun bukan menyangkut keimanan atau perintah ibadah tetapi tentang ilmu. Ayat Al-Qur’an yang pertama turun memerintahkan untuk membaca adalah ….
a. Surat
Al-Alaq ayat 1-5
b. Surat
AL-Alaq ayat 1 dan 3
c. Surat
AL-Alaq ayat 1 dan 2
d. Surat
AL-Alaq ayat 4 dan 5
e. Surat
AL-Alaq ayat 3 dan 4
B. Jawablah
pertanyaan berikut secara singkat dan tepat
- Kemukakan beberapa penyebab murtad !
- Kemukakan beberapa bahaya gibah !
- Deskripsikan bagaimana seharusnya kerukunan intern umat Islam menurut Al-Qur’an dan hadist!
- Kita wajib taat kepada ulil-amri. Bagaimana jika peraturan pemerinth itu bertentangan dengan prisip ajaran Islam? Bagaimana sikap kita?
- Jelaskan apa maksud Rasulullah saw. Memerintahklan umatnya untuk mencari ilmu walupun ke negeri cina ?
Lembar Portofolio
1. Bagaimana
sikapmu menghadapi gerakan pemurtadan yang akhir-akhir ini sering terjadi !
2. Diskusikan
bagaimana cara mencegah penyakit gibah ?
3. Carilah
sumber bacaan mengenai kehidupan Qarun ! Tuliskan kembali kisah tersebut
dengan bahsamu sendiri dalam 2-3 halaman kuarto !
4. ceritakan
pengalamanmu mengenai peristiwa pertengkaran yang diakibatkan oleh gibah,
manimah, dan fitnah !
5. Diskusikan
bagaimana hukumnya dan bahayanya jika seseorang muslim ikut merayakan hari
keagamaan umat beragama lain !
|
HIKMAH
Tergelincirnya kaki
(terpeleset) masih lebih selamat (untung) dari pada tergelincirnya lidah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar